Laman

Selasa, 03 Agustus 2010

partisipasi pembelajaran dan penjaskes

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Dengan adanya pendidikan seseorang dapat memahami suatu keadaan atau peristiwa berdasarkan ilmu yang dimilikinya. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu bentuk watak, kepribadian dan kemampuan seseorang untuk merubah sikap dan tingka lakunya.
Berdasarkan hal tersebut, maka Pendidikan Jasmani merupakan salah satu bidang pendidikan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk kesegaran jasmani dan kesehatan yang merupakan bagian dari proses pendidikan yang mebentuk pendidikan. Pendidikan Jasmani merupakan proses pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dengan meningkatkan keterampilan motorik serta perkembangan kepribadian yang harmonis.
Menurut Abdul Gafur dalam Rusli Lutan dan Cholik Mutahir (1997: 14), “Pembelajaran olah raga adalah suatu prose yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila”.
Persamaan pandangan mengenai Pendidikan Jasmani adalah terletak pada Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan melalui gerakan jasmani. Dalam hal ini Supandi (1990: 29) mengemukakan bahwa “Pendidikan Jasmani adalah suatu pendidikan yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai pendidikan melalui aktivitas-altivitas jasmani.
Pencapaian tujuan Pendidikan Jasmani dalam proses pembelajaran di sekolah sangat ditentukan banyak faktor yakni faktor lingkungan sekolah, faktor metode penyajian materi oleh pendidik (Guru), faktor penguasaan materi dan faktor kepribadian siswa. Dalam proses belajar mengajar di sekolah partisipasi siswa sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah. Walaupun kemampuan Guru dalam menguasai pembelajaran maupun metode penyajian materi yang sesuai dengan kemampuan daya serap peserta didik (siswa), semuanya akan sia-sia jika siswa bersifat pasif dalam proses pembelajaran Pedidikan Jasmani. Seorang Guru Pendidikan Jasmani diharapkan mampu mengetahui psikologi perkembangan peserta didik (siswa) sebelum mempersiapkan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Hal ini perlu diperhatikan karena siswa memiliki kepribadian dan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda akan membawa dampak terhadap partisipasi siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Aktivitas jasmani dalam pengertian yang dipaparkan sebagai kegiatan siswa untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif dan sosial. Aktivitas ini harus dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkemabangan siswa melalui kegiatan Pendidikan Jasmani. Dengan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan peserta didik (siswa) akan tumbuh dan berkembang secara sehat, dan kesegaran jasmaninya, serta dapat berkembang kepribadiannya agar lebih harmonis dalam menjalankan kehidupannya sekarang maupun yang akan datang.
Sebagaimana telah diuraikan bahwa Pendidikan Jasmani membutuhkan kecakapan dan gerak tubuh. Faktor sarana-prasarana Pendidikan Jasmani sangat dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar, seperti lapangan bola kaki, lapangan bola voly serta alat peraga lainnya. Apabila sarana-prasarana tidak menunjang tidak akan tercapai dalam proses belajar mengajar dan tidak berjalan efekatif apabila diperburuk dengan kurangnya partisipasi dalam proses belajar mengajar.
Seorang Guru yang mengajar Pendidikan Jasmani, harus memiliki kemampuan mengajar, dengan mempersiapkan diri sedemikian mungkin sebelum materi pelajaran disajikan agar siswa dapat memahami dengan benar tentang materi yang disajikan. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kehadiran sangat dibutuhkan oleh Guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, dengan kehadiran itu siswa dapat dinilai oleh Guru (pendidik).
Berdasarkan uraian dari atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan mengangkat judul : “Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP N 4 Kupang ”.


1.2 Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu : Partisipaasi siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP N 4 Kupang.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penulis ingin mengangkat permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah partisipasi siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP N 4 Kupang.

1.4 Tujuan dan Kegunaan
1.4.1 Tujuan
 Untuk mengetahui partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP N 4 Kupang.
 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP N 4 Kupang.
 Untuk mengetahui apakah ada upaya yang dilakukuan oleh Guru Pendidikan Jasmani untuk mengarahkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di SMP N 4 Kupang.


1.4.2 Kegunaan
 Kegunaan Teoritis
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lanjutan terhadap permasalahan penelitian ini.
 Kegunaan Praktis
 Sebagai bahan masukan bagi pemimpin dan staf pengajar di SMP N 4 Kupang, khususnya pengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani untuk mengupayakan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani.
 Untuk mengetahui sejauh mana partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP N 4 Kupang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pembelajaran
Belajar sering diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan kebiasaan serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.Dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar mengajar memang peranan yang vital yaitu proses belajar mengajar yang dilakukan sangat menentukan siswa dalam mencapai keberhasilan suatu pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi guru untuk memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap. Belajar merupakan upaya yang disengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan maupun keterampilan (Supandi, 1991:7)
Berdasarkan penulisan tersebut penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang baik berupa jasmani maupun rohani di karenakan pengalaman. Adapun faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada pada individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang di luar individu berdasarkan hal tersebut kedua faktor tersebut dapat dibagi menjadi beberapa segi pokok antara lain:
1. Faktor intern, terdiri dari faktor jasmaniah, psikologis dan faktor kelelahan.
2. Faktor ekstern, terdiri dari faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat
Dari faktor-faktor tersebut, faktor eksternal yang berpengaruh paling banyak terhadap proses dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar adalah lingkungan sekolah seperti: guru, sarana belajar, kurikulum, temanteman kelas, disiplin dan peraturan sekolah yang ada. Proses adalah runtutan perubahan (peristiwa) perkembangan suatu proses belajar adalah tingkat dan fase yang dilalui anak atau sasaran didik dalam mempelajari sesuatu.
Menurut W.H. Burton, (1994: 15) bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Adapun kriteria dalam belajar di antaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Mengajar dalam hal ini berhubungan dengan diri guru sebagai pendidik. Sebagai pendidik dituntut untuk bisa menciptakan lingkungan belajar yang efektif serta mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada tingkat optimal. Dalam proses belajar mengajar dan menentukan organisasi pengelolaan interaksi belajar mengajar serta hasil belajar. Proses belajar mengajar sendiri diartikan sebagai perpaduan dua aktivitas belajar dan aktivitas mengajar. Aktivitas belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan, perubahan pada diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan, sedangkan aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam kontek mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi yang harmonis antara pengajar dengan yang belajar.
Komponen-Komponen proses belajar mengajar diantaranya adalah:
1. Tujuan belajar
2. Materi pelajaran
3. Metode belajar
4. Sumber belajar
5. Media untuk belajar
6. Menejemen interaksi belajar mengajar
7. Evaluasi Belajar
8. Anak yang belajar
9. Guru yang mengajar dan kompeten
10. Pengembangan dalam proses belajar mengajar


2.2 Partisipasi Siswa
Partisipasi siswa diartikan sebagai suatu keterlibatan langsung secara aktif dalam melakukan suatu kegiatan atau turut melibatkan diri maupun memperlancarkan dalam suatu aktivitas.
Partisipasi seseorang dalam suatu kegiatan sangat erat kaitannya dengan keberhasilan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut. Dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan adanya keterlibatan peserta didik atau siswa dalam melakukan kegiatan. Partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas sangat menentukan kelancaran proses belajar mengajar dan juga menggambarkan nuansa pembelajaran yang terjadi apakah telah terjadi interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran atau tidak ?.
Pada hakekatnya belajar merupakan suatu wujud partisipasi siswa terhadap proses pembelajaran di dalam kelas, disini menuntut dan menekan kepada seorang guru untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar. Siswa yang mengambil begian dalam proses belajar mengajar memiliki keseriusan dan perhatian yang tinggi pada pencapaian tujuan pembelajaran. Pada hakekatnya, belajar merupakan wujudnya keaktifqan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sedangakan aktif dapat berwujud, seperti: mendengar, menulis dan membuat sesuatu. Untuk mengfungsikan keaktifan ini sangat bergantung dengan intelektual emosional. Jadi yang dimaksudkan dengan belajar aktif adalah dengan melibatkan diri dalam proses pembelajaran baik mental (intelektual emosional) maupun fisiknya.
Salah satu prinsip penting dalam pendidikan jasmani adalah partisipasi siswa secara penuh dan merata. Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani harus memperhatikan kepentingan setiap siswa. Siswa didorong untuk mendapatkan pengalaman belajar berupa pengantar yang menuju pada komponen antisipasi. Dalam membuka pelajaran guru mempersiapkan siswa dengan mengembangkan minat mereka pada pelajaran tersebut. Dalam mempersiapkan siswa guru menyampaikan apa yang akan dipelajari dan hubungannya dengan pelajaran sebelumnya dan aktivitas saat ini atau yang akan dating.
Dengan alat dan media yang tepat, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar akan terwujud. Partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar sangat menentukan keberhasilannya.
Kadar keaktifan siswa dalam belajar terdapat rentangan keaktifan antara guru dan siswa. Adapun kadar keaktifan tersebut ditentukan oleh beberapa dimensi, (Mc Keachie, 1954) sebagai berikut:
1. Partisipasi siswa atau peserta didik dalam menetapkan tujuan pembelajaran di kelas.
2. Tekanan pada efektif dalam pembelajaran di kelas.
3. Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, terutama interaksi siswa dengan guru, dan sesame siswa di kelas.
4. Penerimaan guru terhadap perbuatan kontribusi siswa yang kurang relevan bahkan salah sama sekali.
5. Kesempatan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam pembelajaran di kelas.

2.3 Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Proses pembelajaran merupakan kegiatan fundamental dalam proses pendidikan yang mana terjadinya proses belajar yang tidaka terlepas dari proses mengajar. Proses pengajaran dan pembelajaran dalam konteks pendidikan formal merupakan usaha sadar dan sengaja serta terorganisir secara baik guna untuk mencapai tujuan intitusional yang diembankan oleh lembaga yang menjalan misi pendidikan.
Proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa (peserta didik). Kegiuatan belajar yang dilaksanakan siswa dibawah naungan Guru. guru bertugas merumuskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada saat mengajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran Guru dituntut untuk merancang sejumlah pengalaman belajar. Yang dimaksudkan dengan pengalaman belajar disini adalah segala yang diperoleh siswa sebagai hasil dari belajar (Learning Experience).
Menunrut Makmun (2004: 156) proses pembelajaran menga jar merupakan suatu arangkaian interaksi siswa denga guru dalam rangkaian mencapai tujuannya. Makanya terjadi prilaku belajar pada siswa dan prolaku mengajar pada pihak guru yang terjadi hubungan interaktif antar siswa yang bersifat meningkat antar aktivitas kedua bela pihak.
Apabila dicermati proses interaksi siswa dapat dibina dan merupakan bagian dari proses pembelajaran, Syaiful Sagala (2003: 61) mengakatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelolah untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingka laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau mengahasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Syaiful Sagala (2003: 63) mengatakan bahwa pembelajaran mempunyai dua karakteristik, “Pertama dalam proses pembelajaran melibatkan proses berpikir. Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstrukni sendiri”.
Dari uraian di atas proses pembelajaran yang baik dapat dilakukan oleh siswa baik di dalam maupun di luar kelas, dan dengan karakteristik yang dimiliki oleh siswa diharapkan mereka mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman dengan secara baik dan bijak.
Pembelajaran menurut pandangan konstruktivisme adalah “Pembelajaran dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekoyong-koyong. Pembelajaran bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pembelajaran dan membentuk makna melalui pengalaman nyata (Depdiknas, 2003: 1).
Untuk menciptakan situasi yang diharapkan pada pernyataan diatas seorang guru harus mempunyai syarat-syarat apa yang diperlukan dalam mengajar dan membangun pembelajaran siswa agar efektif dikelas, saling bekerja sama dalam belajar sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan saling menghargai (demokratis) diantaranya:
a. Guru harus lebih banyak menggunakan metode pada waktu mengajar, variasi metode mengakibatkan penyajian siswa, sehingga kelas menjadi hidup, metode pembelajaran yang selalu sama akan membosankan siswa.
b. Menumbuhkan motivasi, hal ini sangat berperan pada kemajuan perkembangan siswa. (Iskandar, 2003: 98).
Dalam suatu proses belajar mengajar seorang guru memegang peranan penting yaitu memberikan bantuan kepada siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan bantuan guru diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan.
Menurut Nana Sujana (2000:29) mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Menurut ahli lain mengajar di artikan sebagai suatu proses mengorganisasi atau menata sejumlah sumber potensi secara baik dan benar sehingga terjadi proses belajar anak. Impikasi dari pengertian tersebut bahwa peranan guru adalah mentranmisikan atau mendistribusikan pengetahuan kepada anak-anak semata akan tetapi sebagai direktur belajar dari sejumlah peserta didik. Pada dasarnya kegiatan mengajar itu seperangkat dari kegiatan yang direncanakan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang akan diberikan kepada orang yang ingin mendapatkan ilmu dan ketreampilan dari orang yang mengajar.

2.4 Faktor-Faktor Dalam Pencapaian Tujuan Dalam Program Pembelajaran
Menurut Nadisah (1992:46), ada beberapa faktor dalam menyusun perencanaan pengajaran, faktor tesebut antara lain:
2.4.1 Ranah Jasmani
Ranah yang merupakan sasaran yang untuk meningkatkan kemampuan berfungsi normalnya sistem-sistem yang ada dalam tubuh sehingga individu yang bersangkutan dapar memenuhi kebutuhan untuk menghadapi tuntutan lingkungan. Sasaran dari ranah ini adalah kekuatan (otot), daya tahan, fleksibilitas atau kelentukan.

2.4.2 Ranah Psikomotor
Ranah ini dimaksud untuk menggambarkan saran-saran yang berupa keterpaduan koordinasi antara sistem persyaratan dan sistem perototan untuk menghasilkan gerakan yang di nilai. Adapun rincian dari ranah ini dalah sebagai berikut:
a. Kemampuan gerak perseptual, yaitu kemampuan menginterpretasi, merespon suatu stimulus (rangsang)
b. Kemapuan-kemampuan gerak fundamental yaitu ketrampilan manipulatif.
2.4.3 Ranah kognitif
Ranah ini dimaksudkan untuk menggambarkan sasaransasaran yang bersifat intelektual dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan mengingat, memproses, dan mengambil keputusan secara jitu dan tepat. Ranah ini teriri dari :
a. Pengetahuan yaitu mengembangkan, memperluas, dan memperdalam pengetahuan.
b. Kemampuan dan ketrampilan intelektual

2.4.4 Ranah Afektif
Ranah ini untuk menggambarkan sasaran-sasaran yang berkenaan dengan pengembangan sikap dan pribadi anak didik untuk tetap langgeng dalam penyesuaian diri dengan dan budaya lingkungan. Rincian untuk ranah afektif ini adalah sebagai berikut:
a. Sikap merespon secara sehat terhadap aktivitas jasmani, yang temasuk dalam kelompok ini adalah:
1. Pengembangan reaksi positif.
2. Presiasi terhadap pengalaman-pengalaman estetis
3. Pengenalan potensi-potensi kegiatan
4. Kemampuan untuk bisa menikmati aktivitas olahraga
5. Menjadi penonton yang baik yang menghargai penampilan yang luar biasa dalam olahraga

b. Perwujudan diri mencakup sasaran-sasaran yaitu :
1. Menyadari akan tubuh sendiri .
2. Pengetahuan tentang kemampuan-kemampuan apa yang dapat diterima oran lain
3. Kemampuan untuk menentukan tingkat aspirasi
c. Harga diri
Yaitu persepsi diri yang merujuk pada keyakinan dasar individu secara utuh tentang dirinya atas dasar pengalamanpengalaman yang lalu. (Nadisah, 1992:53-54).
Dari uraian di atas secara umum ada tiga tujuan belajar, antara lain:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
b. Penanaman konsep dan keterampilan
c. Pembentukan sikap. (A. M., Sadirman, 2010: 26).
Ada bebrapa cirri atau prinsip dalam belajar (Paul Suparno, 1997) yang menjelaskan sebagi berikut:
a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
b. Kontruksi makna adalah proses yang terus menerus.
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan data, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan awal tetapi perkembangan itu sendiri.
d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.
d. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. (A. M., Sadirman, 2010: 38).

2.5 Pembelajaran Yang Efektif
Pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif dan ideal adalah program dan tujuan pendidikan jasmani yang bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik, tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional dan moral.
Jadi secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial
b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasahi keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani
c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas yang sehari-hari secara efisien dan terkendali
d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa fungsi secara efektif dalam hubungan antara orang
f. Menikmati kesenggangan dan keringanan melalui aktivitas jasmani termasuk permainan olahraga.

2.6 Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama
Masa usia sekolah Menengah pertama dapat dikatakan sebagai masa usia remaja awal yaitu antara usia 12 sampai 16 tahun, karena usianya baru belasan tahun.Istilah adolecence atau remaja berasal dari kata latin yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa, istilah adolecence mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan emosional, sosial dan fisik. Untuk itu dibawah akan di bahas tentang hal tersebut.
2.6.1 Keadaan Emosi
Secara tradisional masa remaja di anggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada di bawah tekanan- tekanan sosial dan menghadapi kondisi yang baru, pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanakkanak, perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi. Anak laki-laki sudah di katakan mencapai kematangan bila pada akhir remaja tidak meledakkan emosinya di depan orang lain, petunjuk kematangan lain adalah bahwa individu menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional. Bila remaja ingin mencapai kematangan emosionalnya ia juga harus belajar menggunakan katarsis emosi untuk menyalurkan emosinya.

2.6.2 Keadaan Sosial
Salah satu tugas perkembangan remaja yang sulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial, remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis diluar lingkungan keluarga, untuk mencapai pola sosialisasi dewasa, remaja harus bayak membuat penyesusaian yang baru yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan menigkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam dalam seleksi persahabatan, nilai-niali baru dalam dukungan dan penolakan sosial dan dalam seleksi pemimpin.

2.6.3 Keadaan Fisik
Pertumbuhan fisik pada awal remaja ini sebelum sempurna terdapat pertumbuhan dan perkembangan internal yang lebih menonjol dari pada perkembangan eksternal, dalam perkembangan fisik juga terdapat perbedaan individu, meskipun anak laki-laki menilai pertumbuhan pertumbuhannya lebih lambat dari pada anak perempuan, sehingga saat matang biasanya laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan, perbedaan individu dengan di pengaruhi oleh usia kematangan, anak yang matangnya terlambat cenderung mempunyai bahu yang lebar dari pada anak yang matangnya lebih awal, tungkai kaki anak yang matangnya lebih awal cenderung pendek dan gemuk, tungkai kaki anak yang matangnya terlambat cenderung ramping. Anak perempuan yang matangnya lebih awal cenderung lebih berat, lebih gemuk, lebih tinggi di bandingkan dengan anak perempuan yang matangnya terlambat. ( Bimo Walgito, 1992 )

2.7 Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani
Pengajaran harus direncanakan untuk mempermudah proses belajar mengajar agar lebih bermakna. Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu, ialah guru tersebut senantiasa memebuat perencanaan mengajar sebelumnya. Guru juga harus menyadari bahwa tujuan pengajaran adalah untuk membentuk kepribadian peserta didik dengan cara membekalinya dengan seperangkat materi pengajaran. Menurut Conny Semiawan dkk, dalam merencanakan suatu pelajaran seorang guru harus mempertimbangkan beberapa hal agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara lain:
1. Siswa sebagai orang yang terlibat dalam situasi belajar mengajar.
2. Waktu yang digunakan dalam pelajaran
3. Urutan bagaimana materi yang akan dibahas.
4. Rangkaian perkembangan proses berfikir dan ketrampilan yang akan ditumbuhkan oleh siswa.
5. Alat peraga yang akan digunakan
6. Penilaian yang akan diberikan (Conny Semiawan,1990:35)
Adapun fungsi perencanaan pengajaran menurut Oemar Hamalik (2001:135) adalah:
1. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengajaran yang di laksanakan untuk mencapai tujuan
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan .
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4. Membantu guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat siswa, dan mendorong motivasi belajar.
5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan adanya organisasi kurikuler yang lebih baik, metode yang tepat dan menghemat waktu.
6. Siswa akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai harapan-harapan mereka.
7. Memberikan kesempatan bagi guru untuk memajukan pribadinya dan pekembangan profesionalnya.
8. Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan jaminanatas diri sendiri.
9. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada murid.
Dalam merencanakan seseorang gurupun harus menyusun rencana pengajaran dengan berpedoman pada kurikulum yang sedang berlaku yang terdiri dari program semester, analisis program pengajaran, pembuatan satuan pengajaran, program tes sumatif dan formatif.
1. Program semester
Guru pendidikan jasmani menyusun program ini menjelang awal semester beropedoman pada GBPP dan buku sumber. Dalam membuat program semester ini guru pendidikan jasmani akan mengisi format program semester dan mengisinya sesuai dengan mata pelajaran yang ada di GBPP dihitung jumlah pokok bahasan yang akan diselesaikan dalam satu semester. Sebagai contohnya ialah pada pelajaran bola voli guru pendidikan jasmani akan menentukan pokok bahasannya lebih dulu. Pokok bahasan bola voli pada kelas dua semester satu adalah tehnik
melakukan passing atas.
2. Analisis Materi Pelajaran Pendidikan Jasmani
Analisis Materi Pelajaran (AMP) adalah hasil dari kegiatan yang berlangsung sejak seorang guru mulai meneliti isi GBPP kemudian mengkaji materi kemudian menjabarkannya serta mempertimbangkan penyajiannya. AMP adalah salah satu bagian dari rencana kegiatan belajar mengajar yang berhubungan erat dengan materi pelajaran dan strategi penyajiannya. Adapun fungsi AMP sebagai acuan untuk menyusun program pengajaran yaitu: program tahunan, program catur wulan, program satuan pelajaran, dan rencana pengajaran.
3. Pembuatan Satuan Pelajaran Pendidikan Jasmani
Guru pendidikan jasmani sebelum melakukan pengajaran terlebih dahulu membuat satuan pelajaran bidang studi yang akan di ajarkan, dengan berpedoman pada GBPP dan sumber. Satuan pelajaran adalah suatu program belajar mengajar yang secara terperinci memuat tujuan intruksional umum, intruksional khusus, materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber serta evaluasi (penilaian).

4. Program Tes Formatif dan Tes Sumatif Pendidikan Jasmani
a. Tes formatif
Adalah tes yang dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi ajar setelah mengikuti suatu program pembelajaran tertentu dan berguna untuk memperbaiki proses belajar mengajar untuk mendapatkan umpan balik (feed back), baik guru maupun bagi siswa. Tes formatif dilaksanakan pada tiap akhir suatu sub pokok bahasan atau akhir setiap program pembelajaran tertentu. Adapun bentuk formatif seperti ulangan-ulangan harian dan praktek.
b. Tes Sumatif
Tes sumatif dilaksanakan untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar siswa terhadap bidang studi tertentu, bisa saja disebut ulangan umum, bisa juga dengan istilah lain yaitu Tes Hasil Belajar (THB), Tes Prestasi Belajar (TPB) atau Evaluasi Tahap Belajar Akhir (EBTA).

2.8 Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Pelaksanaan adalah Proses, cara, perbuatan melaksanakan rancanagan, keputusan dn sebgainya (KBBI, 2001: 627). Setelah perencanan dan satuan pelajaran dibuat maka selanjutnya guru pendidikan jasmani tinggal melakukan pelaksanaan program kegiatan yang telah disusun tersebut. Dalam mengajar guru pendidikan jasmani berpedoman pada tujuan intruksional khusus yang telah dibuat pada program satuan pelajaran. Dalam pelaksaan pembelajaran ini rangkaian kegiatan yang dilakukan guru pendidikan jasmani pada mata pelajaran olahraga yaitu melakukan pre-tes terlebih dahulu sebelum memasuki mata pelajaran yang diberikan pada siswa.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keterampilan siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani yang akan di berikan padanya. Setelah pre-tes berlangsung maka guru pendidikan jasmani akan memasuki pada kegiatan belajar mengajar olahraga. Setelah kegiatan belajar olahraga selesai maka diakhiri dengan kegiatan belajar mengajar ini adalah dilakukan post-test untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menyerap materi yang telah diajarkan.

2.9 Metode Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran peranan metode dalam pembelajaran sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam menyampaikan pesan kepada siswanya. Memilih metode yang tepat untuk menciptakan suasana proses pembelajaran yang menarik.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Metode Ceramah
 Menyampaikan materi secara lisan
 Yang berperanan adalah guru
 Untuk juimlah siswa yang besar
b. Metode Tanya Jawab
 Komunikasi dua arah
 Memberikan kesempatan tanya jawab yang belum dipahami
 Tujuan mengulangi pelajaran dan selingan dari metode ceramah
c. Metode Diskusi
 Soal-soal pemecahannya sebaiknya diseruhkan kepada siswa
 Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain atau temannya

d. Metode Tugas dan Resitasi
 Agar siswa lebih rajin dan dapat mengukur kegiatan baik di rumah maupun di sekolah
e. Metode Kerja Kelompok
 Kekurangan fasilitas di dalam kelas misalnya satu buku dipakai lebih dari satu siswa
 Kemampuan siswa bervariasi atau berbeda sehingga siswa yang kurang pandai bekerja sama dengan siswa yang pandai
 Minat indifidual berbeda-beda
f. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
 Memperlihatkan prose terjadinya sesuatu
 Metode demonstrasi ekperimen adalah dilakukan oleh guru dan siswa bersama, contoh senam SKJ
 Untuk memudahkan bebagai penjelasan
 Untuk menghindari verbaisme
g. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan
Metode sosiodharma adalah metode mengajar dengan cara bertingka laku dalam hubungan social, bermain peranan menekankan kenyataan siswa diikut sertakan dalam permainan peranan.
h. Metode Problem Solving
Metode problem solving digunakan untuk pemecahan masalah dan menarik kesimpulan.

i. Metode Susun Regu
 Menyajikan bahan pelajaran yang dilakukan bersama oleh dua orang atau lebih kepada kelompok pelajar untuk mencaoai tujuan pelajaran
 Setiap anggota dalam suatu regu harus memiliki pendapat atau pandangan
 Memberi tugas tiap topik agar masalah bimbingan pada siswa terarah baik
j. Metode Latihan
 Untuk memperolejh ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari
 Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu
 Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan
k. Metode Karyawisata
Karyawisata disini berarti kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar, guna suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa mengunjungi objek yang akan dipelajari. (Iskandar, 2009: 133).




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis dalam metologi penelitian.
Metode kualitatif adalah suatu metode dalam pencarian fakta status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interprestasi yang tepat.

3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi yang alami, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data dihasilkan bersifat deskriptif kualitatif. (Sedarmayanti & Hidayat, Syarifudin, 2002: 33)

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 4 Kupang.


3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama satu bulan selama bulan Juli 2010, dengan rincian waktu kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rincian Waktu Penelitian

No
Jenis Kegiatan Bulan/ Minggu
April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Rancangan Proposal Penelitian
X
X
X
2 Persiapan Perangkat Pengumpulan Data Penelitian
X

X
3 Pengumpulan data Penelitan X X
4 Pengolahan Dan Analisis Data Penelitian
X
X
5 Penulisan Hasil Penelitian X X X

3.4 Informasi Kunci
Dalam penelitian ini informasi dapat diperoleh dari guru penjas dan kepala sekolah SMN 4 Kupang dengan pertimbangan mereka mengetahui permasalahan yang ada di Sekolah dan sesuai dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan teknik-teknik, sebagai berikut:
a. Observasi, merupakan salah satu upaya untuk memperoleh data yang akurat dan valid dari Guru Pendidikan Jasmani serta peneliti dapat melihat secara langsung masalah-masalah yang terjadi dalam pengajaran. Mengetahui sarana-prasarana sebagai penunjang pembelajaran Pendidikan Jasmani secara efektif.
b. Wawancara, berfungsi untuk mendapatkan atau memperoleh informasi yang lengkap tentang proses pembelajaran dan faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di SMP N 4 Kupang.
c. Dokumentasi, merupakan alat utama peneliti penganalisis data melihat bukti-bukti yang menjadi atau pendukung secara dokumen. Dokumen yang dimaksud adalah silabus, rencana pembelajaran serta data yang lain yang menunjang dengan masalah partisipasi siswa.


3.6 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan dianalisis secara kronologis, sistematis secara obyektif sehingga memperoleh data yang valid dan akurat. Menggunakan teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB IV
PAPARAN DAN TEMUAN

4.1 Proses Tahap Pelaksanaan
Poses penelitian dilaksanakan di Lingkup Kota Kupang dengan judul “Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP Negri 4 Kupang ” dengan beberapa tahapan-tahapan antara lain:
4.1.1 Tahap Persiapan
a. Pada hari/ tanggal: Jumad,12 Juli 2010 yakni pengesahan dan pengeluaran dan penyerahan surat ijin penelitian oleh Bapak Dekan FKIP, Universitas PGRI Kupang.
b. Pada hari/ tanggal: Senin, 15 Juli 2010 menyerahkan surat ujian penelitian kepada Badan Kesbang Limnas Kota Kupang di Kupang dan menyerahkan suarat rekomondasi dan ijin penelitian dan tembusan.
c. Pada hari/ tanggal: Selasa, 16 Juli 2010 menyerahkan surat ijin penelitian kepada Bapak Camat Oebobo Kupang dan mengeluarkan surat remondasi ijin penelitian kepada Kepala Lurah Air Nona.
d. Pada hari/ tanggal: Senin, 19 Juli 2010 menyerahkan surat ijin penelitian ke SMP Negri 4 Kupang dan dilangsungkan perbincangan tentang maksud dan tujuan kedatangan peneliti.

4.1.2 Tanggapan dan Harapan
Dari hasil perbincangan tentang maksud dan tujuan kedatangan peneliti dengan Ibu Siltje D. Ndolu selaku kepala sekolah SMP N 4 Kupang yang mengatakan bahwa “Saya sebagai kepala sekolah disini beserta guru dan siswa menyambut baik atas tujuan kedatangan adik untuk melakukan penelitian di wilayah ini. Mudah-mudahan dengan adanya penelitian ini akan membawa dampak yang positif dan manfaat bagi sekolah ini ke depan khususnya dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP N 4 Kupang.”
Dari hasil wawancara diatas maka disimpulkan bahwa kedatangan peneliti mendapat sambutan baik oleh kepala sekolah beserta stafnya. Oleh karena itu, penelitian ini akan menjadi harapan agar hasil dari penelitiannya membawa perubahan terhadap kondisi di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP N 4 Kupang.

4.1.3 Tanggapan dan Pelaksanaan
Melandasi surat ijin penelitian yang telah diletimasi oleh Dians Kesbang Limnas Kota Kupang, maka peneliti langsung melaksanakan kegiatan penelitian (pengumpulan data) diantaranya: observasi, wawancara dan dokumentasi.


4.2 Gambaran Umum Kancah Penelitian
4.2.1 Perkembangan Berdirinya SMP N 4 Kupang
Berdirinya SMP N 4 Kupang pada tahun 1979, pada umumnya, adalah sekolah yang sudah beberapa kali mengalami perubahan nama, dan perubahan nama tersebut tidak terlepas dari peranan sekolah dalam usaha mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara terutama di negara kita. SMP N 4 Kupang merupakan salah satu sekolah yang mutuh pendidikannya cukup baik, hal ini disebabkan karena sekolah dan ruangan belajar yang ada turut mendukung dan serta memadahi.
Suatu lembaga pendidikan formal yang berkompotensi merupakan tanggung jawab pusat, daerah dan tidak terlepas dari komponen-komponen yaitu guru, kepala sekolah, pegawai, siswa dan komite sekolah atau orang tua siswa untuk itu SMP N 4 Kupang merupakan suatu lembaga Pendidikan Menengah Pertama, yang telah berjalan dengan menunjukan suatu lembaga profesi yang menciptakan dan mendidik anak bangsa khususnya di Kota Kupang.
Berdirinya SMP N 4 Kupang tahun 1979, pada saat itu sekolah dibawah pimpinan Drs. A. W. Lego, yang menjabat sebagai kepala sekolah di SMP N 4 Kupang diantaranya dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1
Data Kepala Sekolah
No Nama Menjabat Tahun Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6. A. W. LEGO
M. M. SANU
JONNI DA COSTA, Spd.
Dra. SARLOTHA O. KOROH
HANS TAUPAN
Dra. SILTJE D. NDOLU 179 – 1989
1989 – 1993
1993 – 1999
1999 – 2004
2004 – 2008
2008 - Sekarang Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Kepala Sekolah
Sumber : SMPN 4 Kupang, 2010
Dari data kepala sekolah diatas menunjukan telah berjasa. Hal ini didasarkan dari masa kerja, tugas jabatan yang diembankan menunjukan SMP N 4 Kupang mempunyai andil dalam menyukseskan program pemerintah.
Tenaga pendidikan yang ada di SMP N 4 Kupang dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4. 2
Tenaga Kependidikan Di SMP N 4 Kupang
PEMERINTAHAN KOTA KUPANG
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGRI 4 KUPANG
Jln. Untung Surapati 19, Telp. (0380) 821858
DAFTAR NAMA GURU (TAHUN 2010)
Keadaan Bulan Juni


No

Nama/NIP

Mapel/ Kelas
Jmlh
Kelas Jmlh
Jam Per Migg Jmlh
Jam Megjr
Tugas Tambhan
Beban Kerja
1 Dra. Siltje D. Ndolu
NIP. 18581215 198603 2 014 BK/ 9 C-D 2 4 8 Kepala Sekolah 32
2. Bambang S. Hartono, S. Pd
NIP. 1970220 197903 1 007 Bing/ 9 C - D 2 7 14 Wakil
Kepsek 26
3. Drs. Soleman Mone
NIP. 19601001 1999903 1 001 IPS/ 7 ABC 3 4 12 Wali Kelas 24
4. Mariam Huna Kore, S. Pd
NIP. 19691201 199802 2 005 Pend. Ag. Pro 9A-9J/ 8A-B 12 2 24 Wali Kelas 9B 26
5. Febby Radja Udju, S. Pd
NGH Pend. Ag. Pro./ 8C-8H 6 2 12 Wali Kelas 8C 18
6. Thirsa Neno Besi, S. PAK
NIP. 19650109 199303 2 005 Pend. Ag. Pro./ 7A-7J, 8I, 8J 2 2 24 - 24
7. Sisilia Liwu
NIP. 19740411 200604 2 028 Pend. Ag. Kat./ 8, 9 3 2 6 Wali Kelas 7I 12
8. Kondradus Jhosep Tobu
NGH Pend. Ag. Kat./ 7 3 2 6 - 6
9. Siti Aminah Ramli
NGH Pend. Ag. Is./ 7, 8, 9 3 2 6 - 6
10. I Wayan Suparta
NGH Pend. Ag. Hin./7, 8, 9 3 2 6 - 6
11. Jeni f. Doko, S. Pd
NIP. 19730121 200701 2 009 PKN/ 9A-9E 5 2 10 Wali Kelas 9D 16
12. Tresia But
NIP. 19621205 198411 2 001 PKN 9F-9J 5 2 10 Wali Kelas 9F 16
13. Olivia Djawa
NIP. 19620801 198403 2 014 PKN 8A-E 5 2 10 Wali Kelas 8B 16
14. Sofia Talo Leba, A. Md
NIP. 19610719 198411 2 001 PKN 8F-J 5 2 10 Wali Kelas 8I 16
15. Yani A. A. Boymau, S. Pd
NIP. PKN 7A-J 10 2 20 Urusan Siswa Kls 7 30
16. Lelly S. Rihi, S. Pd
NIP. 19560318 197903 2 006 BINDO/ 9A-9E 5 5 25 Wali Kelas 9C 31
17. Susana Tungga, A. MD
NIP. 19631205 198003 1 020 BINDO/ 9F-9H 3 5 15 Wali Kelas 9E 21
18. Abdurahim Ansyar, A. Md
NIP. 19550713 198003 1 020 BINDO/ 9E, J & 8A, B, C 5 5 25 Kep. Ur. Sarana Prasarana 30
19. Amandus Dalot, S. Pd
NIP. 19680808 199801 1 002 BINDO/ 8D-8H 5 5 25 - 25
20. Lodia Lobo, A. Md
NIP. 19570312 198003 2 006 BINDO/ 8I, J & 7 ABC 5 5 5 - 25
21. Lorentje, S. Pd
NIP. 19690830 200604 2 013 BINDO/ 7D-7H 5 5 25 Wali Kelas 7C 31
22. Bale Roly K. Lado, S. Pd
NIP. 19730404 00701 2 019 BINDO/ 7I, J 2 5 10 Wali Kelas 7H 31
23. Cecilia E. Kaluge, S. Pd
NIP. 19550608 19705 2 002 BING/ 9AB & 9EFG 5 5 25 Wali Kelas 9A 31
24. Susy Aprijanti, S. Pd
NIP. 19720409 200312 2 004 BING/ 9HIJ 3 5 15 - 15
25. Lazarus Kartiba
NIP. 19541110 198003 1 036 BING/ 8A -8F 6 4 24 Wali Kelas 8A 30
26. Agustina Matkauana
NIP. 1960807 198803 2 015 BING/ 8GH 2 4 8 Wali Kelas 8F 14
27. Dona G. Dyra
NIP. 19581226 198403 2 005 BING/ 8IJ 6 4 24 - 24
28. Mau M. K. Lado, S. Pd
NIP. 19710317 200112 1 006 BING/ 7 AB 2 4 8 Wali Kelas 7B 14
29. Yakoba Kaho, S. Pd
NIP. 1950128 200801 2 006 BING/ 7GH 2 4 8 Wali Kelas 7E 14
30. Deti Liubana
NGK BING/ 7IJ 2 4 8 - 8
31. Maria M. Saik, S. Pd
NIP. 19671012 199103 2 007 MAT/ 9 ABE & 8IJ 5 5 25 Staf Kesiswaan 33
32. Siswanto, S. Pd
NIP. 19670502 198901 1 002 MAT/ 9CDF & 8BC 5 5 25 Kep. Ur. Kurikulum 37
33. Benedytha Djelinda
NIP. 196302502 198703 2 019 MAT/ 9IJ 2 5 10 - 10
34. Mariana M. Mutia, A. Md
NIP. 19630502 198703 2 019 MAT/ 9IJ 2 5 10 - 10
35. Gabriel Murin
NIP. 19510117 197603 1 007 MAT/ 8A 1 5 5 - 5
36. Yustina Maran, A. Md
NIP. 19530106 198003 2 003 MAT/ 8CDF & 7 CD 5 5 25 Wali Kelas 8D 31
37. Agnes B. O. T. A., S. Pd
NIP. 19650127 20012 2 004 MAT/ 8GH, 7 HIJ 5 5 25 Wali Kelas 8G 31
38. Cornelia I. Daniel, A. Md
NIP. 19620416 198601 2 005 MAT/ 7AB 5 2 10 Wali Kelas 7A 16
39. Anastasia Nainaban, A. Md
NIP. MAT/ 7F 1 5 5 Wali Kelas 7E 11
40. Agustinus M. Kadja, S. Pd
NIP. 19800705 200804 1 004 MAT/ 7G 1 5 5 Staf Kesiswaan 13
41. Naomi Dillak, S. Pd
NIP. 19710603 199081 2 001 IPA/ 9A-9E 5 5 25 Koord. Lab. IPA 37
42. Dra. Nurul Aeni
NIP. 19581010 197803 2 030 IPA/ 9A 9E 5 5 25 Staf Lab. IPA 33
43. Drs. Ramli
NIP. 19630104 199303 1 008 IPA/ 9F-9J 5 5 25 Staf Kurikulum 33
44. Susana L. E. Bani, A. Md
NIP. 1964112 198803 2 007 IPA/ 9F-9J 5 5 25 Staf Lab. IPA 33
45. Arcob Lette, S. Pd
NIP. 19530924 197903 1 005 IPA/ 8A-8E 5 5 25 Staf. Bud. & Lingk. Sek. 33
46. P. M. Djawa Huly, A. Md
NIP. 19541010 197902 2 002 IPA/ 8A-8E 5 5 25 Wali Kelas 8E 31
47. Naomi Jana, S. Pd
NIP. 19560208 197903 2 005 IPA/ 8F-8J 5 5 25 Wali Kelas 8A 31
48. Yakob Djara
NIP. 19630103 200701 1 009 IPA/ 8F-8J, 7J 5 6 30 Pembina Pramuka 36
49. Ruth Koreh
NIP. 19700183 199303 2 004 IPA/ 7ABC 3 5 15 Wali Kelas 7G 31
50. Hendrik Pali, S. Pd
NIP. 19680605 200604 1 022 IPA/ 7D-7I 6 5 30 - 30
51. Daud J. Medah
NIP. 19540724 198003 1 010 IPA/ 7D-7I 5 5 25 - 25
52. Anni D. Bangngu Riwu, S. Pd
NIP. 19601004 198111 2 003 IPS/ 9A-9F 6 4 24 Staf Kurikulum 32
53. Erniy M. Riwu, S. Pd
NIP. 19580826 198111 2 002 IPS/ 9GHI & 9 AE 6 4 24 Wali Kelas 9I 30
54. Funan Banunaek, S. Pd
NIP. 19720608 199903 2 005 IPS/ 9A-9E 6 4 24 - 24
55. Felisita Kama, S. Pd
NIP. 19560715 198003 2 009 IPS/ 8A-8F 6 4 24 Urusan Siswa Kls 8 34
56. Merry P. Hede, S. Pd
NIP. 19710522 200701 2 014 IPS/ 8GHIJ & 8 EF 6 4 24 - 24
57. Rosalin Mira Mangngi, S. Pd
NIP. 1961229 200604 2 006 IPS/ 7D-7I 6 4 24 Wali Kelas 7D 30
58. Agustina Lado, S. Pd
NIP. 19560806 197907 2 009 IPS/ 7E-7J 6 4 24 - 24
59. Marsauli Silalahi, S. Pd
NIP. 19641123 198703 2 016 Seni Bud./ 9A 9J 10 2 20 Wali Kelas 9H 20
60. Matheus M. Benidau, S. Pd
NIP. 19701127 200112 1 004 Seni Bud./ 8A-8H 8 2 16 Kep. Ur. Bud. & Lingk. Sek. 26
61 Merpati Oematan, S. Pd
NIP. 19821108 200903 2 007 Seni Bud./ 8IJ & 7A-7J 12 2 24 - 24
62. Sebabung, S. Pd
NIP. 19700824 200112 1 003 Penj. Orkes 9A & 9J & MI Nurul H.Naikoten I-IV 10

6 2

2 20

12 Staf Kurikulum
28

12
63 Subraja Alang, A. Md
NIP. 19591231 198103 1 243 Penjas Orkes 12 2 24 - 24
64. Ery Lay Lena, S. Pd
NIP. 19591231 198103 1 243
Pej. Orkes/ 7A-J& SD GMIT II 8


6 2


2 16


12 Pembina OSIS 32

65. Agustina Wadu, S. E
NGB TIK 9A-9J 10 2 20 Pengel. Ruang Med. 30
66. Viktor Naturasi
NGH TIK 8A-8J 10 2 20 Pengel. Lab Komputer 30
67. Deby Malelak, S. Pd
NGH TIK 7A-7J, 8 IJ 12 2 24 - 24
68. Lorintje K. Ratu, A. Md
NIP. 19500605 197903 2 003 Mulok Pemb. 8C 1 2 2 - 2
69. Hj. Siti Z. Alboneh, S. Pd
NIP. 19590120 198903 2 003 Mulok Pemb. 9A-9J, 8AB 12 2 24 Wali Kelas 9J 30
70. Katrina Namundjandji
NIP. 19651019 199003 2 003 Mulok Pemb. 8D, E 2 2 4 Staf Humas 12
71. Magdalena A. Ardjon, S. Pd
NIP. 19710424 199302 2 005 Mulok Pemb. 8F-8G 2 2 4 Staf Kurikulum 12
72. Nurdin Korebima
NIP. 19510311 197603 1 004 Mulok Pemb. 8H 1 2 2 - 2
73. Debora Heke Medoh, A. Md
NIP. 19530923 198008 2 004 Mulok Pemb. 7A-7J, 8IJ 12 2 4 - 24
Tugas Guru Bimbingan Konseling
No Nama/ NIP Mapel Kls Tugs Tamb. Byk Sswa Yg Dibimbing Beban Kerja
74. Dra. Lusia Selo
NIP. 19511218 195812 2 001 BK 8 Koor. Lab. 8 x 36 = 288 Siswa 30
75. Margarice Ratu, S. Pd
NIP. 19670506 199010 2003 BK 8 Kaur Kesisw. 8 x 36 = 288 Siswa 30
76. Yusuf Nesimnasi
NIP. 19670616 199011 1 002 BK 7 - 7 x 32 = 244 Siswa 26
77. Adriana Kase
NIP. 19640129 199003 2 006 BK 7 - 7 x 32 = 244 Siswa 26
Sumber Data: SMPN 4 Kupang, 2010.
Dari data guru diatas menunjukan sebagian besar guru yang telah berpengalaman. Halk ini didasarkan dari masa kerja, tugas jabatan yang diemban menunjukan kondisi sekolah SMP N 4 Kupang mempunyai andil dalam menyukseskan program pemerintah. Keberhasilan proses belajar mengajar di SMP N 4 Kupang dalam bidang studi non penjas dalam hal ini bidang studi lainnya telah menunjukan keberhasilan yang dibuat. Keberhasilan ini bukan saja untuk bidang studi non penjas namun juga menunjukan program Pendidikan Jasmani sehingga yang ada di SMP N 4 Kupang merupakan bagian dari integral-integral dari biodang studi laiinya. Dengan kata lain Pendidikan Jasmani dan bidang studi non penjas saling kait-mengait atau tidak ada perbedaan.
Dari hasil wawancara bersama dengan Bapak Subraja Alang (guru penjas) mengungkapkan bahwa: ” Guru-guru yang ada di SMP N 4 Kupang adalah mereka yang telah lama mengabdi sebagai guru pengajar dan juga pembawa sesuatu konsekuensi bagi perkembangan sekolah SMP N 4 Kupang”
Hal demikian juga dikatakan oleh Ibu Agnes A. T. Atulolon, S. Pd sebagai berikut: “SMP N 4 Kupang telah berdiri pada tahun 1979 yang telah menunjukan suatu keberhasilan putra-putri kota kupang dan sekitarnya dan tidak tidak terlepas dari masyarakat NTT, kenyataan ini ada beberapa teman mengabdikan dirinya sebagai pengajar walaupun belum lama namun kami selalu berusaha semaksimal mungkin menanamkan pengetahuan yang kami miliki bersama guru senior dan kepala sekolah bahkan bersama siswa sehingga terjadi proses interaksi dalam kegiatan belajar mengajar”.
Dari hasil wawancara dan dokumen yang diperoleh pendidikan guru-guru di SMP N 4 Kupang memiliki kelayakan mengajar dimana waktu itu masih banyak guru yang berpendidikan diploma.
Dengan adanya program pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM), maka guru-guru yang berpendidikan diploma diberi kesempatan lewat satu proyek pengetahuan tatap muka (PTM), dengan jenjang sarjana. Kondisi tersebut membawa suatu konsekuensi yang sangat berarti bagi perkembangan pendidikan.
Uraian di atas merupakan implikasi SMP N 4 Kupang yang mendasarkan terhadap program pendidikan dan sekolah yang mana dapat diasumsikan antaranya:
- Tenaga guru ada di sekolah tersebut memiliki kelihan yang memadahi ditandai dengan kompotensi sebagai guru.
- Pemerintah selalu dan memperhatikan keberadaan sekolah dalam rangka mempertahankan eksistensinya sebagai pendidikan yang bermutu dan kualitas.
- SMP N 4 Kupang adalah suatu lembaga profesional yang bertujuan membentuk peserta didik (siswa) menjadi manusia yang berkepribadian yang matang dan dapat bertanggung jawab terhadap masyarakat dan terhadap dirinya.
Untuk tenaga administrasi memenuhi aturan atau kebutuhan yang digunakan dalam rangka menyukseskan program sekolah (kurikulum). Selain itu administrasi sekolah yang menyangkut surat-menyurat dapat diselesaikaikan dengan baik.
Berdasarkan data yang diperoleh penulis di kancah penelitian adalah kelas VIII A SMP N 4 Kupang dengan kapasitas atau daya tampung kelas tersebut sebanyak 43 siswa dengan rincian menurut jenis kelamin, untuk lebih jelas penulis menjabarkan dalam bentuk tabel 4. 3 berikut ini.
Tabel 4. 3
Jumlah Siswa/ i Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-Laki 21 Orang
2. Perempuan 22 Orang
Jumlah 43 Orang
Sumber: SMP N 4 Kupang, 2010.
Dari hasil olahan penulis menunjukan bahwa jumlah siswa/ i kelas VIII A di SMP N 4 Kupang jumlahnya cukup. Dengan demikian penulis mengatakan bahwa ada kesadaran yang tinggi dari masyarakat atau orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Siswa yang jumlahnya besar berasal dari penduduk yang bermukim di sekitar lokasi sekolah.
Dari uraian diatas penulis berkesimpulan bahwa pendidikan bagi anggota masyarakat sangat penting untuk menambah wawasan pemikiran dan pandangan dalam menambah pengetahuan juga dapat merubah pola pikir manusia dalam hal ini SDM yang masih kurang.
Tenaga pendidik merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam menyelenggarakan pendidikan, menyelengarakan kegiatan mengajar, melatih, mengelolah, memberi pelayanan teknis dalam bidang pendidiikan. Salah satunya bidang tenaga kependidikan adalah tenaga pendidik atau pengajar yang bertugas untuk mengajar. Karena tugas utamanya mengajar, guru harus mempunyai wewenang mengajar berdasarkan kualitas sebagai tenaga mengajar. Sebagian tenaga mengajar atau pendidik harus mempunyai kemampuan profesional dalam bidang belajar mengajar atau pembelajaran.
Dengan kemampuan guru dapat melaksanakan perannya yakni:
- Sebagai fasilitator, menyediakan kemudahan-kemudahan belajar bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar
- Sebagai pembimbing, membentuk siswa untuk mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran
- Sebagai komunikator, melakukan komukasi dengan siswa
Disamping harus memiliki kemampuan yang profesional, pembelajaran setiap guru selaku tenaga pendidik harus memiliki kemampuan kepribadian. Berdasarkan kenyataan ini, penulis menyimpulkan bahwa instansi-instansi yang berkomponen untuk melihat secara dekat mengenai suatu lemabaga pendidikan terbentuk, agar betul-betul dapat diperhatikan secara baik, sebab pendidikan dari para pengajar sangat berpengaruh terhadap suatu lemabag pendidikan.
Berpijak dari asumsi bahwa pendidikan dapat merubah cara berpikir dan bertindak seseorang, maka dapat dikatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan makin baik pula pemikiran-pemikiran dalam menghadapi serta mengatasi masalah-masalah baik itu masalah secara pribadi maupun kelompok.
Oleh karena itu, tingkat pendidikan guru penjas yang ada di SMP N 4 Kupang cukup baik dengan pendidikan jenjang S1 agar berpengaruh terhadap upaya peningkatan pendidikan formal anak didik yang dicanangkan oleh pemerintah.
Berdasarkan data pendidikan yang diperoleh langsung oleh penulis bahwa guru pendidikan di SMP N 4 Kupang jika diklasifikasi menurut tingkat pendidikan cukup baik dan layak. Sekolah SMP N 4 Kupang ada 3 guru pendidikan jasmani. Untuk lebih jelas dijabarkan dalam tabel 4. 4 berikut ini.



Tabel 4. 4
Tingkat Pendidikan Guru Penjas Di SMP N 4 Kupang
No Nama Guru Status Jenjang
Pendidikan Mengajar
Di Kelas
1. Erik Lay Lena, S. Pd PNS Sarjana VII
2. Sebabung, S.Pd PNS Sarjana VIII
3. Subraja Alang, A. Md PNS Diploma (D 3) IX
Sumber: SMP N 4 Kupang, 2010.
Dari hasil yang disajikan diatas sangat jelas tingkat pendidikan guru pendidikan jasmani dilihat bahwa ada 2 guru penjas memiliki jenjang pendidikan S1 (Sarjana) dan yang lainnya Diploma (D3). Berdasarkan kenyataan ini penulis menyimpulkan bahwa guru penjas harus memiliki keterampilan, kemampuan dan ilmu pengetahuan serta wawasan khusus dalam bidang pendidikan jasmani.
Pendidikan di SMP N 4 Kupang adalah suatu proses yang berlangsung di sekolah yang pada dasarnya bertujuan merealisasikan cita-cita oleh masyarakat tentang perkembangan anak-anak berupa pemberian pengetahuan sekaligus membimbing dan akan perubahan tingka lakunya berdasarkan temuan di lapangan. Fungsi dan peranan Pendidikan Jasmani di SMP N 4 Kupang sangat besar berarti bagi kehidupan masa kini dan masa yang akan datang diantaranya:
- Dapat membentuk manusia untuk memperoleh pengetahuan di bidang pendidikan jasmani, lebih daripada itu pendidikan jasmani dan kesehatan lebih penting karena perkembangan teknologi, menghadirkan produk-produk teknologi yang memang peranan sentral dalam kehidupan, sehingga mereka memiliki kehidupandi bidang pendidikan jasmani dan kesehatan.
- Dapat membantu manusia untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang spesialis di bidang jasmani dan kesahatan, melalui jalur pendidikan ini setiap individu memperoleh modal pengetahuan, keterampilan, pengalaman serta dapat pula mendidik tenaga-tenaga yang lebih ahli dalam bidang pendidikan jasmani dan kesehatan.
- Dapat mengembangkan pribadi, individu dan kpribadian masing-masing. Pendidikan tidak hanya sekedar bertujuan memperngaruhi perkembangan intelektualitas individu tetapi juga lebih daripada berusaha mengembangkan jiwa dan jasmani serta watak dan prilakunya.
- Konsep-konsep tersebut apabila digunakan secara baik maka akhir dari pendidikan jasmani akan dilihat melalui evaluasi yang meliputi anatara lain pendahuluan, inti dan penenangan. Suatu hal yang dibuat oleh guru penjas dalam membelajarkan banyak menyuruh anak-anak mengambil alat-alat dan menuju permainan atau berlatih tanpa perhatian efektif dan anak-anak sebagian r\tidak melaksanakan aktifitas karena kekurangan sarana.
Maka perlu direkomondasikan pada guru pendidikan jasmani di SMP N 4 Kupang perlu mengambil langkah -langakah sebagai berikut:
- Guru penjas perlu merasa tanggung jawab atas pelaksanaan tugas, berpedomaan pada kurikulum, RPP, silabus dan mengevaluasi.
- Perlu koordinasi dengan teman-teman sejawat atau bidang studi dengan berkomponen serta membaca buku.
- Sebagai guru penjas bias mampuh memodifikasi dalam kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani.

4.2.2 Keadaan Geografis
Adapun letak sekolah berada di wilayah kota Kupang yang berhadapan dengan jalan raya, disekitar kompleks tersebut terdapat kantor pemerintahan, sekolah, pertokoan. Adapun letak SMPN 4 Kupang secara geografis sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, dari segi transportasi mudah dijangkau dan dilalui kendaraan beroda dua dan empat.
Bangunan SMPN 4 Kupang merupakan bagngunan permanent terdiri dari :
 Ruang Kepala Sekolah
 Ruang Guru
 Ruang BK
 Ruang Perpustakaan
 Ruang T.U.
 Ruang Kelas (belajar)
 Ruang Laboratorium
 Ruang Kurikulum
 Ruang Multimedia
 Ruang Osis
 Lapangan Olahraga dan Lapangan apel
 Kantin
 WC
 Kamar mandi

Dari gambaran tersebut dapat digambarkan denah sekolah sebagai berikut:
DENA SMP N 4 KUPANG




















4.3 Paparan Dan Temuan Tentang Sarana Prasarana
Sarana prasarana merupakan factor pendukung berhasilnya Pembina olah raga yang tersedia bagi upaya meningkatkan prestasi. Salah satu faktor penting tercapainya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani adalah sarana prasarana. Dalam melakukan komunikasi sarana dan prasarana pelajaran pendidikan jasmani di SMP N 4 Kupang, peneliti menemui guru penjaskes (Bapak Sibabong, S. Pd), untuk melihat situasi tempat penyimpanan alat-alat atau fasilitas penjaskes.
Dari hasil observasi yang dilakukan, diperoleh data-data pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Sarana Prasarana
No Jenis Alat Kondisi Alat Ket.
Baik Rusak Jumlah
1. Cakram 5 3 8
2. Peluru 9 1 10
3. Tongkat Estafet 2 - 2
4. Bola Kaki 3 2 5
5. Bola Voli 4 - 4
6. Bola Takraw 8 1 9
7. Basket 2 - 2
8. Net Takraw 4 2 6
9. Matras 3 1 4
Sumber Data: SMP N 4 Kupang, 2010.


4.4 Paparan Dan Temuan Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani
4.4.1 Data Observasi (Pengamatan)
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Merupakan suatu keterampilan khusus mempelajari sejauh mana persiapan untuk menyiapkan keterampilan motorik yang menentukan hasil. Sesuai dengan pengumpulan data, peneliti mengamati secara langsung disaat proses pembelajaran pendidikan jasmani. Hari/ tanggal: 26 Juli 2010, pukul 08. 30 WITA , guru penjas di SMP N 4 Kupang sudah mempunyai persiapan dalam mengajar. Guru penjas menyuruh anak-anak mengambil alat dan menuju tempat permainan melalui tahap-tahapa dalam permainan (pendahhuluan, inti dan penenangan), sehingga siswa dapat beraktifitas gerak .

4.4.2 Data Wawancara
Sesuai dengan teknik dan pengumpulan data, peneliti mewawancarai guru penjas (Bapak Subraja Alang, A. Md) di SMP N 4 Kupang pada hari/ tanggal: Senin, 26 Juli 2010, pukul 10. 30 WITA, mengatakan bahwa: “Dalam proses pembelajaran penjas lebih banyak digunakan modifikasi sarana prasarana. Saya mengajar mata pelajaran penjas tidak mengalami hambatan akan tetapi fasilitasnya terbatas. Selama ini, tempat praktek yang biasa digunakan adalah di GOR, sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dalam pendidikan jasmani sangat kurang”.

Gambar 4.1 Peneliti sedang mewawancarai
dengan guru penjas (Bapak Subraja Alang, A. Md)
Sesuai dengan hasil wawancara diatas tentang proses pembelajaran penjas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses pembelajaran penjas dapat berjalan dengan baik, dimana ada keterlibatan siswa dalam memngikuti proses pembelajaran dan guru mempersiapkan materi yang memiliki kemampuan dalam menerapkan materi praktek karena profesinya guru penjas.
Juga diperkuatkan oleh Ibu Kepala Sekolah (Ibu Dra. Siltje D. Ndolu)mengemukakan bahwa: “Selama ini kegiatan pembelajaran pendidikan Jasmani boleh dikatakan sesuia dengan tujuan kurikulum, begitupum juga pembinaan olah raga yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi yang tinggi sehingga pendidikan jasmani di sekolah kami mendapat bantuan dari BP3 atau Komite Sekolah, Pemerintah (DEPDIKNAS) sehingga terpenuhi guru-guru penjas sangat berupaya untuk mendidik dan melatih anak-anak dalam bidang pendidikan jamsani”.

Gambar 4.2 Peneliti sedang mewawancarai
dengan Kepala Sekolah (Ibu Dra. Siltje D. Ndolu)
Hal senada juga diperkuat oleh seorang siswa (Riki Radja) yang menjabat sebagai ketua OSIS tentang proses pembelajaran penjas pada hari/ tanggal: Selasa, 27 juli 2010, pukul 09. 30 WITA, yang mengatakan bahwa: “Proses pembelajaran penjas yang selama ini yang selama ini yang kami laksanakan secara maksimal, masalahnya sarana prasarana belum menjamin terhadap proses pembelajaran penjas sehingga keterlibatan kami sangat kurang dalam mengikutinya”.

Gambar 4.3 Peneliti sedang mewawancarai
dengan seorang siswa (Riki Radja) selaku ktua OSIS
Sesuai dengan hasil wawancara diatas tentang proses pembelajaran penjas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran penjas dapat berlangsung dengan baik dan ada partisipasi siswa maka sarana prasarana harus mendukung. Di SMP N 4 Kupang hal demikian tidak terpenuhi sehingga terkesan tidak adanya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas.
Kondisi tersebut diatas secara merata tidak dilaksanakan secara efektif, sehingga menunjukan konsep pembelajaran pendidikan jasmani di SMP N 4 Kupang belum memperlihatkan siswa aktif secara keseluruhan, hanya pada naka-anak tertentu dalam hal ini yang memiliki minat olah raga.
Hal ini perlu direkomondasikan dalam bentuk perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani do SMP N 4 Kupang dalam hal ini proses pembelajaran penjas. Guru diharapkan aktif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Secara rinci yang harus dimiliki guru penjas adalah sebagai berikut:
- Memiliki kemampuan untuk mengindentifikasikan karakteristik siswa di SMP N 4 Kupang
- Mampuh membangkitkan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreatif dan aktif dalam proses pembelajaran penjas.
- Mampuh memberi dan mengembangkan anak dalam proses pembelajaran untuk mencapai pendidikan jasmani.
- Memiliki kemampuan untuk mengindentifikasi peserta didik dalam dunia
- Memiliki pemahaman tentang unsur-unsur fisik
- Sejauh mana komponen diatas yang dimiliki oleh guru pendidikan jasmani sehingga akan mampuh mengajar pendidikan jasmani dengan baik dan benar.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru pendidikan jasmani dan hasil observasi selama pembelajaran, peneliti dengan merekomondasikan kepada guru pendidikan jasmani bahwa hal pembelajaran yang dulunya bersifat tradisional ini diperbaharui dengan pendekatan pembelajaran modern sehingga hail yang diperoleh peneliti disepakati bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dialakukan secara sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani. Kemampuan dan keterampilan, kecerdasan, perkembanagan motorik dan kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila.

4.5 Paparan Dan Temuan Tentang Partisipasi Siswa Di SMP N 4 Kupang
4.5.1 Data Observasi
Sesuai teknik pengumpulan data peneliti melakukan observasi lapangan pada hari/ tanggal: Senin, 19 Juli 2010, Pukul 09. 30 WITA, tentang partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat menentukan kelancaran proses belajar mengajar dan juga menggambarkan nuansa interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik. Hal ini dilihat saat proses kegiatan berlangsung dimana jumlah siswa kelas VIII A berjumlah 43 siswa,. yang mengikuti kegiatan pembelajaran sebanyak 33 siswa dan yang tidak hadir 10 siswa. Akan tetapi dari 33 siswa yang hadir hanya ada 21 yang ikut berpartisiapsi sedangkan ada 12 siswa yang tidak berpartisipasi karena tidak menyukai cabang olahraga yang sedang dipelajari atau dialaksanakan pada pada hari itu (permaianan bola kaki). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.6
Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Penjas Kelas VIII A
di SMP N 4 Kupang
No Keterangan Jumlah
1. Jumlah siswa yang hadir 33
2. Jumlah siswa yang tidak hadir 10
3. Jumlah siswa yang berpartisipasi 21
4. Jumlah siswa yang tidak berpartisipasi 12
5. Jumlah keseluruhan siswa 43
Sumber data: SMP N 4 Kupang, 2010.

Gambar 4.4
Siswa sedang mendengarkan pengarahan dari guru penjas
(Bapak Sibabong, S. Pd)

Gambar 5.
Siswa sedang melakukan pemanasan yang dipandu oleh guru penjas
(Bapak Sibabong, S. Pd)

Gambar 6.
Siswa sedang mengikuti poses pembelajaran dipandu oleh guru penjas
(Bapak Sibabong, S. Pd) dalam permainan bola kaki

Gambar 7.
Pnenangan

4.5.2 Data Wawancara
Partisipasi siswa dalam suatu kegiatan sangat erat kaitannya dengan keberhasilan yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan dengan adanya kehadiran siswa.
Sesuai dengan teknik pengumpulan data peneliti mewawancarai dengan kepala sekolah (Ibu Dra. Siltje D. Ndolu) pada hari/ tanggal: Selasa, 20 Juli 2010 Pukul 09. 30 WITA, mengatakan bahwa: “proses kegiatan belajar mengajar khusunya mata pelajaran pendidikan jasmani boleh diktakan belum maksimal, hal ini dilihat dari keterlibatan baik siswa maupun guru dalam proses kegiatan belajar mengajar dan tempat praktek di lapangan lebih banyak mengunakan tempat diluar lingkup sekolah (di GOR) sehingga membuat hambatan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani”.
Hal senada juga disampaikan oleh guru penjas (Sibabong, S. Pd) pada hari/ tanggal: Selasa, 20 Juli 2010, Pukul 10. 15 WITA, mengatakan bahwa: “Sebelumnya saya minta maaf adik, proses kegiatan belajar mengajar selama ini yang saya lakukan di sini semua siswa kurang terlibat dalam proses belajar mengajar karena disebabkan oleh banyak hal yang mempengaruhi salah satunya faktor ekonomi sehingga membuat siswa kurang berpartisipasi”.
Sesuai dengan hasil wawancara diatas tentang partisipasi siswa, maka peneliti dapat meyimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di SMP N 4 Kupang belum maksimal, hal ini disebabkan oleh ketidakterlibatan siswa dan faktor-faktor lain yang tidak mendukung seperti sarrana dan prasarana.


Gambar 4.
Peneliti sedang mewawancarai
dengan guru penjas (Bapak Sibabong, S. Pd)

4.6 Paparan Dan Temuan Tentang Pembelajaran Yang Efektif
4.6.1 Data Observasi (Data Pengamatan)
Sesuai dengan teknik pengumpulan data peneliti malakukan pengamtan secara langsung. Situasi yang terjadi di kancah penelitian tentang proses pembelajaran penjas yang berlangsung di SMP N 4 Kupang. Dalam proses pembelajaran keefektifan siswa sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan kemajuan dirinya di masa yang datang. Untuk itu program dan tujuan pendidikan jasmani sifatnya menyeluruh demi berbagai aspek sangat penting. Dari hail pengamatan peneliti dilapangan ternyata proses kegiatan belajar tidak seperti yang diharapkan, baik kegiatan belajar yang dialakukan di kelas maupun di luar kelas. Misalnya di dlaam kelas perhatian pada materi yang diajarkan tidak ada keseriusan bila dibandingkan di luar kelas.
4.6.2 Data Wawancara
Kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan proses yang harus dijalani dalam kehidupan dunia dewasa ini. Oleh karena itu proses pembelajaran yang efektif merupakan kunci utama keberhailan seseoran untuk mengembangkan diri di masa yang akan datan.
Sesuai dengan teknik pengumpulan data peneliti mewawancarai Kepala Sekolah (Ibu Dra. Siltje D. Ndolu) pada hri/ tanggal: Rabu, 21 juli 2010, pukul 09. 30, tentang keberhasilan seseorang dalam meraih sebuah prestasi merupakan faktor gurunya yang bisa mengarahkan siswa dalam mencapai apa yang diharapkan. Yang menjadi kendala yang dihadapi sekolah kami adalah kekurangan fasilitas sarana prasarana. Itulah yangmenjadi hambatan dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani. Anak-anak kami sebenarnya mempunyai prestasi yang dapat dikembangkan namun kekurangan fasilitas sarana prasarana.
Hal senada ini juga disampaikan oleh guru penjas (Bapak Sibabong, S. Pd) mengungkapkan bahwa: “Pembelajaran penjas merupakan suatu keterampilan khususnya mempelajari penjas sejauh mana kesiapan siswa dalam gerakan motorik yang menentukan hasil”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa siswa SMP N 4 kupang belum mempunyai tingkat pemahaman yang masih rendah sehingga menyebabkan saat berlangsungnya pembelajaran pendidikan jasmani siswa kurang memeperhatikan atau kurangnya partisipasi.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penulisan skripsi ini, yaitu:
1. Dalam proses belajara mengajar tidak ada keterlibatan siswa tetapi gurunya lebih aktif dalam pembelajaran penjas karena alatyangtersedia sangat terbatas, maka dari sisi olah raga tidak efektif.
2. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru penjas di SMP N 4 Kupang, dilihat dari segi kesiapan tidak ada dalam hal ini fasilitas yang akan diguanakan maupun satuan pembelajaran dan rancangan pembelajaran.
3. Dalam proses pembelajaran penjas sarana yang dipakai untuk menunjang pembelajaran dalam hal ini alat-alat olah raga. Guru penjas hanya terpaku pada fasilitas yang tersedia di sekolah. Tidak ada alat olah raga yang dimodifikasi.

5.2 Saran
1. Disarankan kepada lembaga sekolah untuk menadakan penambahan sarana dan prasarana olah raga agar memudahkan guru penjas dalam mengajar.
2. Tujuan pembelajaran tercapai apabila siswa ikut berpartisipasi, maka tujuan pembelajaran akan tercapai.
3. Dilihat dari jumlah siswa di kelas yang cukup banyak dan tenaga mengajar belum maksimal mengakibatkan pembelajaran pendidikan jasmani tidak tercapai, untuk itu disarankan kepada lembaga sekolah untuk memperhatikan tenaga mengajar dalam hal ini guru penjas.



DAFTAR PUSTAKA

A. M., Sardiman. 2010. Iteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Echlos, Jhon M. & Hadila, Hasan. KAmus Umum Bahasa Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0129/524c8d1a.dir/doc.pdf
http://pdfcontact.com/download/7825901/
Husdarta, H. J. S. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung, Alfabeta.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Cipayung, Gaung Persada Press.
Kamisa. 1997. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Kartika, Surabaya.
Sedarmayanti & Syarifudin. 2002. Metodologi Penelitian. Bandung, Mandar Maju.
Sutikno, M. Sobry. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Prospect Bandung, Bandung.

DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto- foto pelaksanaan KBM oleh guru penjas
2. Lembaran Observasi
3. Pedoman Wawancara
4. Sumber Data
5. Riwayat Hidup
6. Surat Ijin Penelitian
7. Surat Keterangan Penelitian
8. Dena SMP N 4 Kupang

LEMABARAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan II untuk dipertanggung jawabkan di depan Dewan penguji pada Hari / Tanggal: …………/ ……………



1. Drs. Oktovianus Fufu, M. Pd Pembimbing I (……………..)


2. Salmon Runesi, S. Pd Pembimbing II (……………..)





Mengetahui
Ketua Program Studi PJKR
FKIP Universitas PGRI


Drs. Oktovianus Fufu, M. Pd









Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Di SMP N 4 Kupang
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana





OLEH
MIKAEL ODI DONI
NIM : 06 10223646

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI
KUPANG
2010
PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk yang tercinta :
1. Almamater tercinta Universitas PGRI Kupang
2. Ayahanda Petrus Wayong Bako dan Ibunda Katarina Surat Sene Serta kakak / adik yang tercinta (Kakak Alowisius dan Maria Prada, Kristina, danIgen Helan serta adik Damas Helan, Rinto Helan dan stefen Helan).
3. Untuk Keluarga besar suku Polo Naen.
4. Untuk kakak / adik dan sahabat yakni (Kasmir Helan, Lius Helan, Siska Manek, Herman Helan, Daniel Helan, Martin Lonek, Bone Helan, dan Viktor Kaya).
5. Keluarga besar SMP N 4 Kupang.
Terima kasih sebagai tanda balas jasa terhadap pengorbanan dan perhatian selama ini demi kebahagiannku.







KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kupanjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karma atas kasih dan perlindungannya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Bantuan dari berbagai pihak yang iklas baik pikiran maupun materi sangatlah membantu penulis sejak perkuliahan maupun dalam proses penyelesaiaan karya tulis ini.
1. Bapak Semuel Haning, SH, MH, sebagai Rektor Universitas PGRI yang telah membantu penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Drs. Yonas Thene, M. Si, selaku Dekan FKIP PGRI yang telah membantu penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Bapak Drs. Oktovianus Fufu, M.pd sebagai ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi dan sebagai Dosen Wali yang telah membimbing, menasihati dan memberikan petunjuk selama penulis di bangku kuliah.
4. Bapak Drs. Oktovianus Fufu, M.pd, sebagai dosen Pembimbing I dan Bapak Salmon Runesi, S. Pd, sebagai Pembimbing II yang telah tabah penuh perhatian membimbing dan memberikan petunjuk sejak awal penelitian.
5. Ibu Kepala Sekolah SMPN 4 Kupang yang mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMPN 4 Kupang
6. Bapak / Mama dan saudara / saudari kandung yang telah memberikan dukungan dalam doa demi keberhasilan penulis
7. Rekan dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan moril maupun material sehingga penyelesaian penulisan skripsi ini, untuk itu usul, saran dan kritik dari berbagai pihak akan diterima oleh penulis dengan lapang dada demi perbaikan dan penyempurnaan penulisan ini.
Kupang, Juli 2010

Penulis

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis
Nama lengkap : Mikael Odi Doni
Nama panggilan : Miky Helan
Tempat Tanggal Lahir : Waihelan 10 April 1985
Agama : Katolik
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jln. Banteng No. 07
Suku bangsa : Indonesia
Hoby : Olahraga
Nama Ayah : Petus Wayong Bako
Nama Ibu : Katarina Surat Senin
Anak ke : ke 4 dari 6 bersaudara

B. Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Tahun Masuk Tahun Tamat Tempat Keterangan
1.
2.
3.
4. SDK Leter
SMP N 1 Adonara Barat
SMAN I Adonara Barat
UNIVERSITAS PGRI 1994
2000
2003
2006
2000
2003
2006
- Adonara, Flotim
Adonara, Flotim
Adonara, Flotim
Kupang Berijazah
Berijazah
Berijazah
Belum berijazah

DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL i
LEMBARAN PERSETUJUAN ii
LEMBARAN PENGESAHAN iii
MOTTO iv
KATA PENGANTAR v
PERSEMBAHAN vii
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
Bab I Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Tujuan dan Kegunaan 4
Bab II Tinjauan Pustaka 6
2.1. Pengertian Pembelajaran 6
2.2. Partisipasi Siswa 9
2.3. Pembelajaran Pendidikan Jasamani 11
2.4. Faktor-Faktor Dalam Pencapaian Tujuan
Program Pembelajaran 14
2.5. Pembelajaran Yang Efektif 17
2.6. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama 18
2.7. Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani 20
2.8. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani 24
2.9. Metode Pembelajaran 25

Bab III Metodologi Penelitian 28
3.1. Metode 28
3.2. Jenis Penelitian 28
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian 28
3.4. Informasi Kunci 29
3.5. Teknik Pengumpulan Data 30
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 31
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN 32
4.1. Proses Tahap Pelaksaaan 32
4.2. Gambar Umum Penelitian 34
4.3. Paparan dan Temuan Tentang Sarana Prasarana 52
4.4. Paparan dan Temuan Tentang Proses Pembelajaran
Pendidikan Jasmani 53
4.5. Paparan dan Temuan Tentang Partisipasi siswa 58
4.6. Paparan dan Temuan Tentang Pembelajaran Yang Efektif 63
BAB V PENUTUP 66
5.1. Kesimpulan 66
5.2. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
DAFTAR LAMPIRAN 69









DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian 29
Tabel 4.1 Data Kepala Sekolah 35
Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan Di SMP N 4 Kupang 36
Tabel 4.3 Jumlaha Siswa/ i Menurut Jenis Kelamin 44
Tabel 4.4 tingkat Pendidikan Guru Penjas Di SMP N 4 Kupang 47
Tabel 4.5 Sarana Prasarana 52
Tabel 4.6 Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Penjas 59




LEMBARAN OBSERVASI

No Lembaran Observasi Ket.
1. Kancah/ Lokasi Penelitian
a. Sarana penunjang balajar penjaskes
- Gedung Sekolah
- Lapangan olah raga
b. Prasarana olah raga
- Fasilitas olah raga
- Alat olah raga
2. Kegiatan Guru Proses Belajar Mengajar


LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana di SMP N 4 Kupang ?
2. Bagaimana perkembangan SMP N 4 Kupang ?
3. Keadaan geografis
4. Jumlah siswa di SMP N 4 Kupang
5. Tenaga guru di SMP N 4 Kupang
6. Pemahaman pendidikan jasmani
7. Tujuan pendidikan yang dicapai oleh siswa
8. Proses belajar mengajar dengan pendekatan motivasi
9. Sarana prasarana di SMP N 4 Kupang
10. Pemanfaatan sarana dan prasarana di SMP N 4 Kupang

LAMPIRAN SUMBER DATA

1. Dokumen SMP N 4 Kupang
2. Arsip-arsip SMP N 4 Kupang
3. Arsip-arsip yang dimiliki oleh guru penjas berupa daftar hadir, SP dan buku-buku yang dimiliki oleh guru penjas
4. Data-data tentang keadaan guru pegawai, siswa, sarana dan prasarana yang menunjang penelitian ini.



LAMPIRAN FOTO-FOTO

Gambar 1. Peneliti sedang mewawancarai
dengan guru penjas (Bapak Subraja Alang, A. Md)

Gambar 2. Peneliti sedang mewawancarai
dengan Kepala Sekolah (Ibu Dra. Siltje D. Ndolu)

Gambar 3. Peneliti sedang mewawancarai
dengan seorang siswa (Riki Radja) selaku ktua OSIS

Gambar 4.
Siswa sedang mendengarkan pengarahan dari guru penjas
(Bapak Sibabong, S. Pd)

Gambar 5.
Siswa sedang melakukan pemanasan yang dipandu oleh guru penjas
(Bapak Sibabong, S. Pd)

Gambar 6.
Siswa sedang mengikuti poses pembelajaran dipandu oleh guru penjas
(Bapak Sibabong, S. Pd) dalam permainan bola kaki

Gambar 7.
Pnenangan

Gambar 8.
Peneliti sedang mewawancarai dengan guru penjas (Bapak Sibabong, S. Pd)

DENA SMP N 4 KUPANG




ABSTRAK

MIKAEL ODI DONI, NIM : 0610223646, SKRIPSI: PARTISIPASI SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP N 4 KUPANG.

(Pembimbing I Drs. Oktovianus Fufu, M. Pd dan Pembimbing II Salmon Runesi, S. Pd).

Partisipasi siswa diartikan sebagai suatu keterlibatan langsung secara aktif dalam melakukan suatu kegiatan atau turut berperan serta untuk mengambil bagian dalam melancarkan suatu aktivitas.
Keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan sangat erat kaitannya dengan keberhasilan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani sangat dibutuhkan adanya partisipasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran penjas.
Masalah yang ditemukan adalah bagaimanakah partisipasi siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP N 4 Kupang.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana partisipasi siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP N 4 Kupang. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada pihak yang ingin meneliti tentan objek yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.
Diharapkan menjadi bahan informasi di bidang ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususna di bidang pendidikan jasmani.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, metode observasi dan dokumentasi.
Hasil yan ditemukan di lapangan dalam penelitian adalah keterlibatan siswa tidak ada dalam proses pembelajaran dimana sarana prasarana sangat terbatas.
Peneliti menyimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa dilihat dari kesiapan untuk mengikuti proses pembelajaran yang hanya menguanakan sarana yang tersedia dan tidak ada modifikasi alat olah raga dan siswa tidak aktif dalam berpartisipasi sedangkan gurunya yang aktif dalam pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani tidak tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar