Laman

Selasa, 03 Agustus 2010

fasilitas penjaskes

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fasilitas dan sarana pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak didik berupa tersedianya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan dari proses belajar mengajar dalam pembelajaran Pendidkan Jasmani Olaraga dan Kesehatan (Penjas Orkes). Pendidikan jasmani memerlukan sarana media pembelajaran, alat dan perlengkapannya. Alat dan media yang sesuai dengan kebutuhan dengan kerakteristik anak didik akan mengembangkan potensi serta ketrampilannya secara optimal. Karena itu, dalam menilai alat dan media yang harus dipakai dalam pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak didik diperlukan pertimbangan yang mendalam.
Pendidikan Jasmani menjadikan siswa sebagai orientasi dari perkembangan program-program pengajaran, perencanaan proses pembelajaran, pemilihan alat-alat bantu, metode, dan evaluasi hasil pembelajaran. Dengan demikian melalui aktifitas gerak fisik anak Program Pendidikan Jasmani dikembangkan.
Menurut Abdul Gafur (dalam Abdullah Amir, 1983:3) menyatakan bahwa:
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistimatis melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.
Sementara pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses aktifitas yang dilakukan secara sadar serta sistimatis dan terencana sehingga bisa memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, kesegaran jasmani, ketarampilan watak yang harmonis, dalam rangka membentuk diri yang berkelakuan baik, Abdul Gafor (1997:14).
Mengacu pada kedua pendapat tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah semua aktivitas yang dilakukan secara baik melalui kegiatan Jasmani yang intensif.
Dalam kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positip serta kemampuan gerak dasar dan efektivitas jasmani agar dapat :
1. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khususnya, tinggi dan berat badan secara harmonis.
2. Terbentuknya sikap dan perilaku seperti disiplin, kejujuran, kerja sama, mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku
3. Menyenangi aktivitas yang dapat dipakai untuk pengisian waktu luang dan serta kebiasaan hidup sehat
4. Mengerti manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan dan tercapainya kemampuan dalam penampilan gerakan yang lebih baik secara seksama (precision)
5. Meningkatkan kesehatan, kesegaran jasmani, keterampilan gerak dasar olahraga.
Dalam konteks Pendidikan Jasmani, pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistim pendidikan aktivitas jasmani, sebagai media pendidikan dimana melalui aktivitas Pendidikan Jasmani secara multikognitif anak dalam operasionalisasinya guru pendidikan jasmani menggunakan aktivitas gerak sebagai sarana untuk mencapainya yakni, orientasinya pada pertumbuhan dan perkembangan gerak anak yang dijabar dalam GBPP.
Dalam kurikulum 1994, terdapat berbagai materi pembelajaran yang masih dibangun dengan berorientasi pada cabang olahraga, sehingga guru Pendidikan Jasmani harus memahami bahwa ia harus menyajikan materi-materi keterampilan gerak cabang olahraga. Gerak cabang olahraga tersebut menjadi kemasan Pendidikan Jasmani.
Pembelajaran tidak ditunjukkan kepada siswa bagaimana siswa dapat memiliki keterampilan gerak dasar dari cabang-cabang olahraga tersebut.
Dalam proses pengembangan Pendidikan Jasmani disekolah maka peranan guru menjadi faktor penentu; serta didukung dengan fasilitas olah yang memadai, sehingga siswa dapat memiliki keterampilan gerak dalam cabang-cabang olahraga yang ada.
Untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani dan kesehatan disekolah maka sangat diperlukan sarana dan fasilitas merupakan komponen atau instruksional yang dipakai oleh guru penjas untuk mempraktekkan semua materi yang diajarkan. Dengan demikian seorang guru Penjaskes tidak hanya menjelaskan secara teoritis mengenai pembelajaran melainkan menerangkan dengan praktek sesuai teorinya.
Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah terjadi interaksi komunal dengan murid, hal ini guru terkadang bertindak sebagai subyek yang lebih banyak mendominasi aktivitas secara verbalitas untuk menyampaikan atau mentransfer segala informasi dan pengalaman yang teoritik dan praktek yang isi pelajaran kepada siswa. Dengan dasar pertimbangan tersebut, maka sangat dibutuhkan sarana penunjang yang dipakai sebagai mediasi dalam proses belajar mengajar.
Menurut Arikunto (1987:3) mengatakan bahwa sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam pengembangan proses pengajaran.
Hal ini karena sarana ataupun fasilitas disekolah sangat bermanfaat untuk memungkinkan anak didik memperoleh pendidikan dan pengetahuan yang diajarkan, sehingga bisa didemonstrasikan dalam praktek.
Untuk mendukung proses pembelajaran Penjaskes di sekolah maka menurut Ratal Wirjasantoso (1984:157) mengemukakan bahwa :
“Dalam pembelajaran Penjaskes disekolah perlu didukung dengan fasilitas baik yang permanent maupun yang tidak permanent seperti; gymnasium, kolam renang, lapangan permainan dan sebagainya.”
Perlengkapan atau equipment adalah perkakas yang permanent dibandingkan dengan fasilitas, misalnya: bangku swedia, jenjang peti lompat, kuda-kuda, palang sejajar, palang tunggal, matras, dan lain-lain.
Alat-alat olahraga atau supplies, biasanya dipakai dalam waktu yang relative pendek, misalnya: bola, raket, jaring, pemukul bola kasti, dan sebagainya. Dalam pembelajaran Penjaskes juga didukung oleh alat-alat yang telah dimodifikasi berupa: matras dibuat dari sabut kelapa atau jerami, tingkat estafet dari bambu atau kayu dan balok titian dengan bambu besar atau batang kayu”
Pendapat dan gambaran tersebut mengingatkan kita bahwa fungsi peranan sarana dan prasarana sebagai pelengkap pengajaran dalam sebuah lembaga pendidikan. Tanpa adanya sarana atau fasilitas yang ada disekolah, maka sangat menyulitkan guru Penjaskes maupun siswa sebagai obyek yang diajarkan.
Suatu kenyataan problematik yang terdapat disekolah-sekolah bahwa penggunaan sarana dan prasarana belum begitu memadai, sehingga menjadi kendala bagi guru Penjaskes dalam mengaplikasikan proses belajar mengajar.
Kadang-kadang guru hanya memberikan secara teoritik, sementara prakteknya tidak dapat diterapkan karna keterbatasan sarana penunjang dan pemahaman guru tentang bagaimana ia mempunyai kreasi dan memodifikasi alat, lapangan, aturan, dan waktu.
Berangkat dari latar belakang tersebut maka timbul inisiatip untuk melakukan penelitian dengan judul : “TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ORKES DI SMP NEGERI 4 KUPANG.“

B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah tersebut maka di identifikasikan sebagai berikut:
1. Penggunaan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran Penjas Orkes.
2. Model pembelajaran Penjas Orkes pada SMP Negeri 4 kupang.

C. Rumusan Masalah
Dari permasalahan pokok tersebut, maka dapat dijelaskan dalam sub permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan sarana dan prasarana Penjas Orkes dalam proses belajar mengajar sudah memenuhi syarat atau belum di SMP Negeri 4 Kupang.
2. Bagaimanakah model pembelajaran Penjas Orkes pada SMP Negeri 4 Kupang.


D. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah:
 Untuk mengetahui dan mengkaji sejauhmana penggunaan sarana dan prasarana pengajaran dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Penjaskes
 Untuk mengetahui apakah sarana dan prasarana telah memenuhi syarat proses belajar mengajar
 Untuk mengetahui perhatian kepala sekolah terhadap sarana dan prasarana pengajaran Penjaskes
 Untuk mengetahui apakah guru Penjaskes telah memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran Penjaskes.
2. Kegunaan
 Sebagai bahan masukan kepada guru Penjaskes dalam konteks pengembangan proses belajar mengajar
 Sebagai bahan informasi bagi pihak yang ingin mengadakan penelitian
 Dapat bermanfaat bagi Universitas PGRI NTT sebagai bahan informasi bagi pengembangan mata kuliah yang dimiliki relavansi dengan penulisan ini.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis dapat menjelaskan beberapa pokok kajian teoritis yang sangat relevan dengan judul yang ada sebagai berikut :
A. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
B. Sarana dan Prasarana Pembelajaran
C. Pembelajaran Penjas Orkes

A. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diajarkan disekolah merupakan kurikulum pendidikan yang harus diajarkan. Berbicara tentang pendidikan jasmani, maka berbicara juga tentang factor penunjang pendidikan, factor guru merupakan salah satu sarana sehingga bisa mengarahkan siswa tentang bagaimana cara hidup sehat yang bisa mandiri.
Menurut Syarifudin (1987:3) mengatakan bahwa Pendidikan Jasmani adalah semua aktifitas manusia dalam hal gerak yang teratur serta melibatkan otot-otot besar yang dirancang untuk merangsang otot atau organ-organ tubuh agar bermanfaat bagi kesehatan.
Sementara pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan Jasmani adalah salah satu tahap atau aspek dari proyek pendidikan keseluruhan yang berkenan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu, yang dilakukan atas kemauan sendiri ataupun dalam sebuah lembaga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuhnya.
Dalam konsep kedua defenisi ini, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah merupakan suatu proses yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian serta kemauan para siswa dapat bermanfaat bagi kepentingan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.
Dalam konteks Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, harus dititikberatkan pada konsep dan program yang diajarkan disekolah-sekolah. Dengan demikian peranan guru Pendidikan Jasmani menjadi parameter untuk menyampaikan materi-materi pendidikan.

B. Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan pendidik dalam usahanya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
Dengan demikian pengertian dari prasarana pendidikan adalah segala sesuatu yang ada sebelum adanya sarana, Arikunto (1989:6).
Menurut Arikunto, (1989:6) mengatakan sarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancer, teratur, efektif dan efisien.
Sementara Darminta Purwa, (1991:80) menjelaskan bahwa sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat pencapaian maksud atau tujuan.
Dengan demikian sarana dan prasarana menurut penulis adalah semua fasilitas ataupun alat-alat pendidikan pengajaran, yang digunakan sebagai mediasi untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dewasa ini semakin dirasakan betapa pentingnya peranan sarana dan prasarana pendidikan dalam pencapaian tujuan yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan komunikasi dimana terdapat pertukaran atau penyampaian pesan komunikasi kepada anak didik, dimana digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak didik.
Sarana pendidikan dipandang dapat membantu kearah hasilnya kegiatan komunikasi dalam pendidikan.
Sarana yang dibicarakan disini adalah sarana pendidikan jasmani dalam proses belajar mengajar.
Dalam merencanakan sarana prasarana penjaskes perlu memperhatikan beberapa hal, menurut Charles Bucker (dalam Ratan W,1984:159) beberapa prinsip untuk merencanakan prestasi Penjaskes dan Olahraga adalah:
1. Ditetapkan lebih dahulu prioritas penggunaan fasilitas
2. Rancangan Fasilitas yang sesuai dengan cirri-ciri khas masyarakat terutama bagi mereka yang berbeda-beda usianya
3. Rancangan fasilitas untuk efisiensi daripada supervise
4. Pengurus sekolah dan teman hendaknya bekerja sama yang lebih erat terhadap fasilitas tersebut
5. Guru Penjaskes hendaknya merupakan kunci pendorong untuk mewujudkan konsep-konsep fasilitas yang baru dan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perencanaan fasilitas dan perlengkapan
6. Harus dipertimbangkan juga perencanaan bagi mereka penderita cacat
7. Prasarana atau fasilitas hendaknya jangan meniru saja fasilitas yang sudah ada, sebagian dari kebutuhan tiap-tiap tempat dan situasinya berbeda.
8. Guru Penjaskes hendaknya mencoba untuk menemukan fasilitas yang mempunyai kemungkinan serbaguna, mengingat pada waktu yang sama dapat digunakan berbagai kegiatan.
9. Perencanaan untuk sekolah hendaknya mengingat akan perbedaan tipe kegiatan dalam program pada tiap tingkat pendidikan
10. Fasilitas hendaknya direncanakan untuk mereka para peserta siswa atau mahasiswa.
Prinsip lain yang dapat perlu dipertimbangkan juga tentang perencanaan fasilitas, ialah hubungan khusus kegunaan optimal daripada kesehatan lingkungan para siswa, termasuk pembekalan fasilitas ditinjau dari segi fisiologi siswa, pengaturan suhu air dan tingkat keramaian sekitarnya.
Dalam GBPP kurikulum Pendidikan Jasmani dan kesehatan sudah ditentukan materi kegiatan olahraga, yaitu kegiatan pokok dan kegiatan pilihan.
Kegiatan pokok terdiri atas : Atletik, Senam, Olahraga permainan dan Pendidikan Kesehatan. Sedangkan kegiatan pilihan terdiri dari : Renang, pencaksilat, sepak takraw, bulu tangkis, dan olahraga tradisional.
Untuk menunjang materi pembelajaran pendidikan dan kesehatan perlu didukung dengan sarana ataupun fasilitas olahraga yang memadai untuk pencapaian tujuan pendidikan yaitu:
1. Sarana dan fasilitas yang dibutuhkan pada materi atletik adalah:
 Lapangan
 Standar
 Modifikasi
 Balok Star
 Stop Watch
 Tongkat Estafet
 Bak loncat jauh
 Lembing
 Cakram
 Peluru
 Meteran
 Pluit
2. Pada materi senam
 Box
 Matras
 Titian
 Bangku Swedia
3. Olahraga permainan
 Bola
 Standar
 Modifikasi
 Lapangan
 Standar
 Modifikasi
 Pemukul atau raket
 Net
Sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pendidikan kesehatan dan pada kegiatan pilihan dilakukan akan berkembang sesuai dengan kondiri kancah setempat pada saat pengambilan data.




C. Pembelajaran Penjas Orkes
Proses belajar mengajar merupakan interaksi berkelanjutan antara perilaku guru dan peserta didik (Mosston dan asworth, 1994). Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani keempat faktor ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu; tujuan, materi metode dn evaluasi. diantara beberapa faktor penting untuk mencapai pengajaran pendidikan Penjas Orkes yang berhasil adalah perumusan tujuan. Pentingnya kedudukan tujuan untuk menentukan materi yang akan dilakukan oleh para peserta didik. Salah satu prinsip penting dalam pendidikan Penjas Orkes adalah partisipasi peserta didik secara penuh dan merata. Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani harus memperhatikan kepentingan setiap peserta didik.
Persiapan peserta didik untuk mendapatkan pengalaman belajar adalah berupa pengantar yang merujuk pada komponen antisipasi. Dalam membuka pelajaran guru mempersiapkan peserta didik dengan mengembangkan minat mereka pada pelajaran tersebut. Dalam mempersiapkan peserta didik guru menyampaikan apa yang akan dipelajari dan hubungannya dengan pelajaran sebelumnya dan aktifitas saat ini atau yang akan datang.
Hal ini penting untuk melibatkan peserta didik secara aktif. Pertanyaan, alat bantu visual dan diskusi kelas adalah beberapa aktivitas yang digunakan sebagai pembuka. Pembuka ini akan memberikan awal dalam pemikiran para peserta didik. Oleh karena itu, komponen pembukaan ini seharusnya singkat dan padat.bahkan menurut Sukmadinata (1998) menjelaskan bahwa dalam kurikulum lebih memberikan kebebasan pada guru untuk mengembangkan bahan sendiri. Demikian halnya dengan KBK tahun 2004 lebih menuntut adanya kreativitas guru dan aktivitas peserta didik yang tinggi.
Dalam proses belajar mengajar akan terjadi suatu transfer dari guru kepada peserta didik atau sebaliknya. Adaa tiga aspek yang terkait dengan transfer belajar, yaitu:
1. Peranan transfer dalam kondisi belajar skill seperti mempertimbangkan drill dalam sepak bola atau memperhatikan hasil latihan melakukan tembakan bebas dalam permainan bola basket denan melakukan tembakan bebas pada saat bertanding.
Bagaimana transfer itu diukur? Transfer ini dapat diestimasi peningkatan atau penurunan keterampilan sebagai hasil dari latihan atau pengalaman dan transfer ini pula dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada tugasnya.
2. Transfer sebagai sebuah kriteria untuk belajar seperti tes retensi. Dalam hal ini ada dua kriteria transfer yaitu:
 Near transfer artinya tujuan belajar yang relatif sama dengan tugas latihan, dan
 Far transfer artinya belajar berbeda dengan kondisi latihan yang sesungguhnya.









BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisa sampai menyusun laporan.
Dalam penelitian ini pendekatan yang dipergunakan ialah pendekatan kualitatif.

A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Yang menjadi kanca penelitian di SMP Negeri Kupang
2. Waktu penelitian
Terhitung mulai tanggal: / / 2010

B. Peran Peneliti dan Informan Penelitian
1. Dilokasi
Peneliti berperan sebagai pengamat yang terlibat (paraeticpant observer) secara langsung berbagai aktifitas dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru Penjaskes dengan menggunakan sarana dan prasarana pengajaran disekolah yang bersangkutan baik itu pada jam kegiatan pembelajaran maupun diluar jam pembelajaran (ekstrakurikuler)

2. Informan penelitian
Dalam penelitian ini menjadi informan kunci dipilih dari:
 Kepala Sekolah
 Guru-guru Penjaskes,
 Pegawai Tata usaha dan
 Siswa.
Dengan dasar pertimbangan dari informan tersebut mereka yang benar-benar mengetahui tentang permasalahan penulisan atau mereka yang terlibat langsung dalam peristiwa yang tidak lepas peran peneliti pada tahap persiapan dan pada saat penelitian (R. Kerihi 2000:113).

C. Jenis Data
1. Data primer
Data ini diperoleh langsung dari responden secara langsung melalui hasil wawancara dan observasi lapangan.
2. Data sekunder
Data ini diperoleh dari studi kepustakaan yang relevan dengan masalah penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode observasi, adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan mencatat secara sistimatis gejala-gejala yang diselidiki, Chalik Narbuka dan Abu Achmadi (1999:70).
Pendapat lain mengatakan bahwa observasi adalah metode yang dipakai untuk meneliti dengan memperoleh data serta fakta-fakta yang diperlukan, Wardaya (1982
2. Metode kuensioner
Metode kuensioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang akan diselidiki. Cholik Narbuko (1999:76) angket atau kuensioner ini dibagi kepada siswa-siswi yang terpilih sebagai responden dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertutup dan jawaban diisi, responden sesuai dengan petunjuk.
3. Wawancara
Menurut Cholik Narbuko dan Abu Achmadi (1999:8) mengatakan bahwa wawancara adalah proses tanya jawab dan penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.
4. Dokumenter atau Dokumen
Metode ini yang sangat banyak memberikan sumbangan dalam proses pengumpulan data, karna dalam dokumentatif dimanfaatkan untuk menguji penafsiran dan bahan untuk meramalkan, dengan demikian sangat mendukung bagi kepentingan peneliti yang bersifat kuantitatif.

E. Teknik Analisa Data
Analisa data merupakan bagian yang terpenting dalam penelitian, karena memberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
Dari analisis tersebut diperoleh teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk pengukuran secara cermat terhadap fenomena-fenomena atau situasi yang aktual ada pada saat penelitian berlangsung.
Selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode berpikir deduktif dan induktif.








BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Dalam bab ini akan diuraikan segala kegiatan penelitian dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
A. Tahap Persiapan
Izin penelitian
Pada hari Kamis tanggal 27 Mei peneliti mengurus izin penelitian dari Dekan FKIP PGRI Kupang, dan pada hari Jumat tanggal 4 Juni 2010 menyerahkan surat izin penelitian pada kepala sekolah SMPN 4 Kupang. Setelah itu mendapat kesempatan dari Ibu kepala sekolah untuk mengambil data yang dilaksanakan mulai hari Jumat tanggal 5 Januari 2010.
Setelah membaca surat tersebut Ibu kepala sekolah berkomentar sebagai berikut, “ Bapak Bonefasius B.Boli, dengan kedatangannya disini kami sangat senang. Selama ini telah ada beberapa teman yang melakukan penelitian mengenai proses pembelajaran. Namun kedatangan kali ini dalam proposal yang saya baca dan pahami menunjukkan ingin meneliti tentang sarana dan prasarana pembelajaran Penjas Orkes, mudah-mudahan dengan hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi perkembangan sekolah khususnya dalam menunjang sarana dan prasarana “.
Setelah mendapat tanggapan dari kepala sekolah, peneliti dipersilahkan untuk melaksanakan observasi dan sekaligus peneliti memperkenalkan diri pada bapak dan ibu guru, staf pegawai tata usaha sekolah dan tidak terlepas dengan siswa yang ada.
Dari hasil observasi hari pertama mencapai kesempatan antara peneliti dan kepala sekolah serta guru Penjas Orkes dan dewan guru, peneliti memohon diri.
Berdasarkan tanggapan dan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pihak-pihak yang terkait disekolah menunjukkan itikad baik demi keberhasilan peneliti sekaligus menunjang program proses penbelajaran.

B. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan peneliti telah mendapat rekomendasi secara lisan maupun tertulis untuk mulai kegiatan selama berada di kancah penelitian.
Adapun hal-hal yang dilakukan meliputi :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Penyebaran Angket
4. Sekaligus pendekatan dokumen
Pada hari Senin tanggal 7 Juni 2010 peneliti datang ke SMPN 4 Kupang dalam rangka orientasi kondisi kancah.
Tepat pukul 08.00 peneliti menghadap kepala sekolah untuk membicarakan perihal pengambilan data lanjutan.
Pada pembicaraan tersebut beliau mengungkapkan sebagai berikut : “ Kehadiran Bapak disini bertepatan dengan proses belajar mengajar kami mempersilahkan peneliti untuk mengambil data apa saja “.
Dari hasil pembicaraan bersama kepala sekolah, peneliti mengungkapkan tujuan pengambilan data hari ini antara lain melihat beberapa hal yang meliputi data-data yang ada disekolah.

1. Kondisi Kancah
Dari hasil temuan sekolah, SMPN 4 Kupang berdiri pada tahun 1979 dibawah kepemimpinan : A.W. LEGO yang menjabat sebagai kepala sekolah di SMPN 4 Kupang diantaranya :
Tabel. 1
Data Kepala Sekolah
No Nama Menjabat Tahun Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6. A. W. LEGO
M. M. SANU
JONNI DA COSTA, Spd.
Dra. SARLOTHA O. KOROH
HANS TAUPAN
Dra. SILTJE D. NDOLU 179 – 1989
1989 – 1993
1993 – 1999
1999 – 2004
2004 – 2008
2008 - Sekarang Pensiun
Pensiun
Guru SMPN 9
Kepala Sekolah SMPN 10
AnggotaDewanKab.Kupang
Kepala Sekolah
Sumber : SMPN 4 Kupang 2010
Tabel 2.
Daftar Nama Guru
PEMERINTAHAN KOTA KUPANG
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGRI 4 KUPANG
Jln. Untung Surapati 19, Telp. (0380) 821858
DAFTAR NAMA GURU (TAHUN 2010)
Keadaan Bulan Juni


No

Nama/NIP

Mapel/ Kelas
Jmlh
Kelas Jmlh
Jam Per Miggu Jmlh
Jam Megjar
Tugas Tambhan
Beban Kerja
1. Dra. Siltje D. Ndolu
NIP. 18581215 198603 2 014 BK/ 9 C-D 2 4 8 Kepala Sekolah 32
2. Bambang S. Hartono, S. Pd
NIP. 1970220 197903 1 007 Bing/ 9 C - D 2 7 14 Wakil
Kepsek 26
3. Drs. Soleman Mone
NIP. 19601001 1999903 1 001 IPS/ 7 ABC 3 4 12 Wali Kelas 24
4. Mariam Huna Kore, S. Pd
NIP. 19691201 199802 2 005 Pend. Ag. Pro 9A-9J/ 8A-B 12 2 24 Wali Kelas 9B 26
5. Febby Radja Udju, S. Pd
NGH Pend. Ag. Pro./ 8C-8H 6 2 12 Wali Kelas 8C 18
6. Thirsa Neno Besi, S. PAK
NIP. 19650109 199303 2 005 Pend. Ag. Pro./ 7A-7J, 8I, 8J 12 2 24 - 24
7. Sisilia Liwu
NIP. 19740411 200604 2 028 Pend. Ag. Kat./ 8, 9 3 2 6 Wali Kelas 7I 12
8. Kondradus Jhosep Tobu
NGH Pend. Ag. Kat./ 7 3 2 6 - 6
9. Siti Aminah Ramli
NGH Pend. Ag. Is./ 7, 8, 9 3 2 6 - 6
10. I Wayan Suparta
NGH Pend. Ag. Hin./7, 8, 9 3 2 6 - 6
11. Jeni f. Doko, S. Pd
NIP. 19730121 200701 2 009 PKN/ 9A-9E 5 2 10 Wali Kelas 9D 16
12. Tresia But
NIP. 19621205 198411 2 001 PKN 9F-9J 5 2 10 Wali Kelas 9F 16
13. Olivia Djawa
NIP. 19620801 198403 2 014 PKN 8A-E 5 2 10 Wali Kelas 8B 16
14. Sofia Talo Leba, A. Md
NIP. 19610719 198411 2 001 PKN 8F-J 5 2 10 Wali Kelas 8I 16
15. Yani A. A. Boymau, S. Pd
NIP. PKN 7A-J 10 2 20 Urusan Siswa Kls 7 30
16. Lelly S. Rihi, S. Pd
NIP. 19560318 197903 2 006 BINDO/ 9A-9E 5 5 25 Wali Kelas 9C 31
17. Susana Tungga, A. MD
NIP. 19631205 198003 1 020 BINDO/ 9F-9H 3 5 15 Wali Kelas 9E 21
18. Abdurahim Ansyar, A. Md
NIP. 19550713 198003 1 020 BINDO/ 9E, J & 8A, B, C 5 5 25 Kep. Ur. Sarana Prasarana 30
19. Amandus Dalot, S. Pd
NIP. 19680808 199801 1 002 BINDO/ 8D-8H 5 5 25 - 25
20. Lodia Lobo, A. Md
NIP. 19570312 198003 2 006 BINDO/ 8I, J & 7 ABC 5 5 25 - 25
21. Lorentje, S. Pd
NIP. 19690830 200604 2 013 BINDO/ 7D-7H 5 5 25 Wali Kelas 7C 31
22. Bale Roly K. Lado, S. Pd
NIP. 19730404 00701 2 019 BINDO/ 7I, J 2 5 10 Wali Kelas 7H 31
23. Cecilia E. Kaluge, S. Pd
NIP. 19550608 19705 2 002 BING/ 9AB & 9EFG 5 5 25 Wali Kelas 9A 31
24. Susy Aprijanti, S. Pd
NIP. 19720409 200312 2 004 BING/ 9HIJ 3 5 15 - 15
25. Lazarus Kartiba
NIP. 19541110 198003 1 036 BING/ 8A -8F 6 4 24 Wali Kelas 8A 30
26. Agustina Matkauana
NIP. 1960807 198803 2 015 BING/ 8GH 2 4 8 Wali Kelas 8F 14
27. Dona G. Dyra
19581226 198403 2 005 BING/ 8IJ 6 4 24 - 24
28. Mau M. K. Lado, S. Pd
NIP. 19710317 200112 1 006 BING/ 7 AB 2 4 8 Wali Kelas 7B 14
29. Yakoba Kaho, S. Pd
NIP. 1950128 200801 2 006 BING/ 7GH 2 4 8 Wali Kelas 7E 14
30. Deti Liubana
NGK BING/ 7IJ 2 4 8 - 8
31. Maria M. Saik, S. Pd
NIP. 19671012 199103 2 007 MAT/ 9 ABE & 8IJ 5 5 25 Staf Kesiswaan 33
32. Siswanto, S. Pd
NIP. 19670502 198901 1 002 MAT/ 9CDF & 8BC 5 5 25 Kep. Ur. Kurikulum 37
33. Benedytha Djelinda
NIP. 196302502 198703 2 019 MAT/ 9IJ 2 5 10 - 10
34. Mariana M. Mutia, A. Md
NIP. 19630502 198703 2 019 MAT/ 9IJ 2 5 10 - 10
35. Gabriel Murin
NIP. 19510117 197603 1 007 MAT/ 8A 1 5 5 - 5
36. Yustina Maran, A. Md
NIP. 19530106 198003 2 003 MAT/ 8CDF & 7 CD 5 5 25 Wali Kelas 8D 31
37. Agnes B. O. T. A., S. Pd
NIP. 19650127 20012 2 004 MAT/ 8GH, 7 HIJ 5 5 25 Wali Kelas 8G 31
38. Cornelia I. Daniel, A. Md
NIP. 19620416 198601 2 005 MAT/ 7AB 5 2 10 Wali Kelas 7A 16
39. Anastasia Nainaban, A. Md
NIP. MAT/ 7F 1 5 5 Wali Kelas 7E 11
40. Agustinus M. Kadja, S. Pd
NIP. 19800705 200804 1 004 MAT/ 7G 1 5 5 Staf Kesiswaan 13
41. Naomi Dillak, S. Pd
NIP. 19710603 199081 2 001 IPA/ 9A-9E 5 5 25 Koord. Lab. IPA 37
42. Dra. Nurul Aeni
NIP. 19581010 197803 2 030 IPA/ 9A-9E 5 5 25 Staf Lab. IPA 33
43. Drs. Ramli
NIP. 19630104 199303 1 008 IPA/ 9F-9J 5 5 25 Staf Kurikulum 33
44. Susana L. E. Bani, A. Md
NIP. 1964112 198803 2 007 IPA/ 9F-9J 5 5 25 Staf Lab. IPA 33
45. Arcob Lette, S. Pd
NIP. 19530924 197903 1 005 IPA/ 8A-8E 5 5 25 Staf. Bud. & Lingk. Sek. 33
46. P. M. Djawa Huly, A. Md
NIP. 19541010 197902 2 002 IPA/ 8A-8E 5 5 25 Wali Kelas 8E 31
47. Naomi Jana, S. Pd
NIP. 19560208 197903 2 005 IPA/ 8F-8J 5 5 25 Wali Kelas 8A 31
48. Yakob Djara
NIP. 19630103 200701 1 009 IPA/ 8F-8J, 7J 5 6 30 Pembina Pramuka 36
49. Ruth Koreh
NIP. 19700183 199303 2 004 IPA/ 7ABC 3 5 15 Wali Kelas 7G 31
50. Hendrik Pali, S. Pd
NIP. 19680605 200604 1 022 IPA/ 7D-7I 6 5 30 - 30
51. Daud J. Medah
NIP. 19540724 198003 1 010 IPA/ 7D-7I 5 5 25 - 25
52. Anni D. Bangngu Riwu, S. Pd
NIP. 19601004 198111 2 003 IPS/ 9A-9F 6 4 24 Staf Kurikulum 32
53. Erniy M. Riwu, S. Pd
NIP. 19580826 198111 2 002 IPS/ 9GHI & 9 AE 6 4 24 Wali Kelas 9I 30
54. Funan Banunaek, S. Pd
NIP. 19720608 199903 2 005 IPS/ 9A-9E 6 4 24 - 24
55. Felisita Kama, S. Pd
NIP. 19560715 198003 2 009 IPS/ 8A-8F 6 4 24 Urusan Siswa Kls 8 34
56. Merry P. Hede, S. Pd
NIP. 19710522 200701 2 014 IPS/ 8GHIJ & 8 EF 6 4 24 - 24
57. Rosalin Mira Mangngi, S. Pd
NIP. 1961229 200604 2 006 IPS/ 7D-7I 6 4 24 Wali Kelas 7D 30
58. Agustina Lado, S. Pd
NIP. 19560806 197907 2 009 IPS/ 7E-7J 6 4 24 - 24
59. Marsauli Silalahi, S. Pd
NIP. 19641123 198703 2 016 Seni Bud./ 9A-9J 10 2 20 Wali Kelas 9H 20
60. Matheus M. Benidau, S. Pd
NIP. 19701127 200112 1 004 Seni Bud./ 8A-8H 8 2 16 Kep. Ur. Bud. & Lingk. Sek. 26
61 Merpati Oematan, S. Pd
NIP. 19821108 200903 2 007 Seni Bud./ 8IJ & 7A-7J 12 2 24 - 24
62. Sebabung, S. Pd
NIP. 19700824 200112 1 003 Penj. Orkes 9A & 9J & MI Nurul H.Naikoten I-IV 10


6 2


2 20


12 Staf Kurikulum
28


12
63 Subraja Alang, A. Md
NIP. 19591231 198103 1 243 Penjas Orkes 12 2 24 - 24
64. Ery Lay Lena, S. Pd
NIP. 19591231 198103 1 243 Pej. Orkes/ 7A-J& SD GMIT II 8


6 2


2 16


12 Pembina OSIS 32


65. Agustina Wadu, S. E
NGB TIK 9A-9J 10 2 20 Pengel. Ruang Med. 30
66. Viktor Naturasi
NGH TIK 8A-8J 10 2 20 Pengel. Lab Komputer 30
67. Deby Malelak, S. Pd
NGH TIK 7A-7J, 8 IJ 12 2 24 - 24
68. Lorintje K. Ratu, A. Md
NIP. 19500605 197903 2 003 Mulok Pemb. 8C 1 2 2 - 2
69. Hj. Siti Z. Alboneh, S. Pd
NIP. 19590120 198903 2 003 Mulok Pemb. 9A-9J, 8AB 12 2 24 Wali Kelas 9J 30
70. Katrina Namundjandji
NIP. 19651019 199003 2 003 Mulok Pemb. 8D, E 2 2 4 Staf Humas 12
71. Magdalena A. Ardjon, S. Pd
NIP. 19710424 199302 2 005 Mulok Pemb. 8F-8G 2 2 4 Staf Kurikulum 12
72. Nurdin Korebima
NIP. 19510311 197603 1 004 Mulok Pemb. 8H 1 2 2 - 2
73. Debora Heke Medoh, A. Md
NIP. 19530923 198008 2 004 Mulok Pemb. 7A-7J, 8IJ 12 2 24 - 24
Tugas Guru Bimbingan Konseling
No Nama/ NIP Mapel Kls Tugs Tamb. Byk Sswa Yg Dibimbing Beban Kerja
74. Dra. Lusia Selo
NIP. 19511218 195812 2 001 BK 8 Koor. Lab. 8 x 36 = 288 Siswa 30
75. Margarice Ratu, S. Pd
NIP. 19670506 199010 2003 BK 8 Kaur Kesisw. 8 x 36 = 288 Siswa 30
76. Yusuf Nesimnasi
NIP. 19670616 199011 1 002 BK 7 - 7 x 32 = 244 Siswa 26
77. Adriana Kase
NIP. 19640129 199003 2 006 BK 7 - 7 x 32 = 244 Siswa 26
Sumber Data: SMPN 4 Kupang 2010.
Dari data guru diatas menunjukkan sebagian besar guru-guru yang telah berpengalaman. Hal ini didasarkan dari masa kerja, tugas jabatan yang diembankan menunjukkan kondisi SMPN 4 Kupang mempunyai andil dalam menyukseskan program pemerintah.
Keberhasilan proses belajar mengajar di SMPN 4 Kupang dalam bidang studi non-penjas dalam hal ini bidang studi lainnya telah menunjukkan suatu keberhasilan yang di buat, keberhasilan ini bukan saja untuk bidang studi non- penjas.
Namun juga menunjang program pengajaran penjas orkes sehingga yang ada di SMPN 4 Kupang merupakan bagian integral dari bidang studi lainnya. Dengan kata lain penjas orkes dan bidang studi non penjas orkes saling kait mengait atau tidak ada perbedaan.
Dari hasil wawancara bersamaan dengan bapak Gabriel G. Murin, Spd diungkapkan bahwa : ” Guru-guru yang berada di SMPN 4 Kupang adalah mereka yang telah lama dan mengabdi sebagai pengajar dan juga membawa suatu konsekuensi bagi perkembangan sekolah ”.
Juga diungkapkan oleh : Agustina Lado, Spd sebagai berikut : ” SMPN 4 Kupang boleh dikatakan telah berdiri Tahun 1979 telah menunjukkan suatu keberhasilan menamatkan putra-putri kota Kupang, dan tidak terlepas dari masyarakat NTT. Kenyataan ini walaupun saya beberapa teman mengabdikan diri sebagai pengajar boleh dikatakan belum lama namun kami selalu berusaha semaksimal mungkin menanamkan pengetahuan yang kami miliki. Selain itu juga saya bersama teman-teman selalu berkonsultasi bersama senior maupun kepala sekolah bahkan bersama siswa sehingga terjadi proses interaksi dalam kegiatan belajar mengajar.
Hasil wawancara dan dokumen yang diperoleh menunjukkan guru-guru di SMPN 4 Kupang memiliki kelayakan mengajar dimana pada waktu itu masih banyak guru-guru yang berpendidikan diploma tiga (D3).
Dengan adanya program pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM), maka guru-guru yang berpendidikan diploma tiga (D3) diberi kesempatan lewat suatu proyek Pengetahuan Tatap Muka (PTM).
Jenjang strata S-1, kondisi tersebut membawa suatu konsekuensi yang sangat berarti bagi perkembangan pendidikan.
Dari daftar tersebut diatas maka peneliti mendata secara khusus berdasarkan dokumen dan hal wawancara serta observasi lapangan menunjukkan guru-guru penjas orkes sebagai berikut :
Tabel. 3
Data Guru-Guru Penjas Orkes
No Nama Status Pendidikan Tahun Keterangan
1

2.

3 Subraja Alang, A. Md
Sebabung, S. Pd

Eryh Ley Lena, S. Pd PNS

PNS

PNS D-3

Sarjana Olahraga
Sarjana Olahraga 1986 sekarang

2001 – sekarang

2006 - sekarang Guru SMPN 4 Kupang
Guru SMPN 4 Kupang
Guru SMPN 4 Kupang
Sumber data : SMPN 4 Kupang
Data tersebut diatas menunjukkan guru-guru Penjas Orkes yang ada di SMPN 4 Kupang telah memenuhi syarat dan memberi kontribusi bagi perkembangan Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan. Guru-guru penjas orkes dari hasil temuan menunjukkan keproporsional dengan ditandai tamatan SGO, Sarjana muda, dan S-1 jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi atau PJKR.
Wawancara bersama bapak Subraja Alang.
Diungkapkan : ” Semenjak mengajar di SMPN 4 Kupang banyak hal yang saya dapati baik suka maupun duka, sedikit saya ceritakan kondisi SMPN 4 Kupang, pada waktu itu boleh dikatakan belum memenuhi syarat dalam proses belajar mengajar, dimana cikal bakal dari SMPN 4 Kupang yang proses belajar mengajarnya masih menggunakan gaya mengajar tradisional, saya pada waktu itu sebagai guru penjas walaupun dengan jumlah siswa yang cukup besar ( 7 kelas). Namun saya berusaha mengajar penjas orkes sebaik mungkin ”.
Menurut Sebabung (Guru Penjas) beliau mengatakan bahwa : ” Kondisi SMPN 4 Kupang boleh dikatakan telah memenuhi syarat dalam membelajarkan penjas orkes (pendidikan jasmani).
Kehadiran saya disini boleh dikatakan tidak mengalami kendala dan saya membayangkan sebelum saya mengajar disini apakah guru-guru terdahulu sama halnya dengan kondisi sekarang ”.
Dari hasil obeservasi dikancah penelitian dan dukungan dokumen dalam hal ini arsip-arsip sebagai berikut :
 Semenjak berdirinya SMPN 4 Kupang belum memiliki guru penjas orkes yang tetap. Dimana guru-guru penjas tersebut merupakan bantuan dari sekolah lain.
 Sarana prasarana yang ada seperti lapngan olahraga belum dibangun sehingga proses pembelajaran penjaskes diarahkan menggunakan stadion Oepoi (GOR) dan lapangan-lapangan yang bisa digunakan.
 Dari tahun ke tahun (1984 – 2006) Depdikbud Propinsi NTT telah mengangkat guru-guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk ditempatkan pada SMPN 4 Kupang. Penempatan guru pendidikan jasmani dan kesehatan masih dirasakan sangat kurang, karna kelas I sampai II yang begitu banyak sehingga sekolah mengambil kebijakan untuk tetap memperbantukan guru tidak tetap penjas orkes maupun di bidang studi lainnya.



Data siswa SMPN 4 Kupang dari hasil temuan dokumen menunjukkan dari tahun berdirinya SMPN 4 Kupang sampai sekarang menunjukkan animo masyarakat dalam hal ini orang tua murid begitu besar memasukkan anak-anak mereka. Secara topografis letak sekolah sangat strategis dengan pemukiman dan pertokoan selain itu juga SMPN 4 Kupang telah memiliki out put yang telah bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Swasta serta banyak siswa yang telah melanjutkan pendidikan perguruan tinggi ternama baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Wawancara dilakukan bersama siswa (Eston Tomasy) dan mengatakan bahwa : ” SMPN 4 Kupang terdapat fasilitas pengajaran penjaskes yang mendukung dalam proses kegiatan belajar mengajar walaupun tidak seratus persen sarana yang tersedia dan selama kami menjadi siswa, guru-guru selalu mengupayakan memberikan pembelajaran penjas orkes yang terbaik dan kami merasakan banyak manfaat baik pengetahuan, sikap gerak menuju tubuh yang sehat atau kesegaran ”.
Dan juga dikemukanan oleh seorang siswa ( Agustina Bhoke) dia mengatakan bahwa : ” Guru-guru kami disini selalu dalam kegiatan belajar mengajar kami ditugaskan untuk membawa alat apabila kami memiliki, untuk menunjang dan mengatasi kekurangan dengan tujuan memperlancar proses belajar mengajar ”.
Maka perhatian guru dan kerjasama siswa sangat menuntut keberhasilan belajar mengajar dan mengatasi keterbatasan sarana prasarana yang ada disekolah.



2. Letak Sekolah
Adapun letak sekolah berada di wilayah kota Kupang yang berhadapan dengan jalan raya, disekitar kompleks tersebut terdapat kantor pemerintahan, sekolah, pertokoan. Adapun letak SMPN 4 Kupang secara geografis sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, dari segi transportasi mudah dijangkau dan dilalui kendaraan beroda dua dan empat.
Bangunan SMPN 4 Kupang merupakan bagngunan permanent terdiri dari :
 Ruang Kepala Sekolah
 Ruang Guru
 Ruang BK
 Ruang Perpustakaan
 Ruang T.U.
 Ruang Kelas (belajar)
 Ruang Laboratorium
 Ruang Kurikulum
 Ruang Multimedia
 Ruang Osis
 Lapangan Olahraga dan Lapangan apel
 Kantin
 WC
 Kamar mandi

Dari gambaran tersebut dapat digambarkan denah sekolah sebagai berikut:

3. Kondisi Sarana dan Prasarana Penjas Orkes
Dalam melakukan observasi sarana dan prasarana pengajaran penjas orkes SMPN 4 Kupang, peneliti ditemani oleh guru penjaskes (Bapak Sebabung, Spd dan Bapak Eryh Lelena Spd) untuk melihat secara langsung gedung tempat penyimpanan alat-alat atau fasilitas pengajaran penjas orkes.
Dari hasil observasi yang dilakukan, diperoleh data-data sebagai berikut :
Tabel. 5
Kondisi Sarana Dan Prasaran Penjas Orkes Di SMP N 4 Kupang
No Jenis Alat Kondisi Alat Keterangan
Baik Rusak Jumlah
A.

I


















II




















III




IV













B. KEGIATAN POKOK
ATLETIK
1.1 Lapangan Lintas
1.2 Cakram
1.2.1 Standar
1.2.2 Modifikasi
1.3 Peluru
1.4 Lembing
1.4.1 Standar
1.4.2 Modifikasi
1.5 Tongkat Estafet
1.5.1 Standar
1.5.2 Modifikasi
1.6 Balok Star
1.7 Bak Loncat Jauh

1.8 Tiang Lompat Tinggi
1.9 Meteran
1.10 Mistar
1.11 Stop Watch

PERMAINAN
II.1 Lapangan Bola Kaki
II. 1. 1 Standar
II. 1. 2 Modifikasi
II.2 Lapangan bola basket
II 3 Lapangan Tenis Meja
II 4 Lapangan bola voley
II 4.1 Standar
II 4.2 Modifikasi
II 5. Bola voley
II 5.1 Standar
II 5.2 Modifikasi
II 6 Bola basket
II 7 Bola kaki
II 8 Bola kaki mini (futsal)
II 9 Net Volley
II 10 Ring Basket
II 11 Bola pingpong
II 12 Net Tenis Meja

SENAM
III.1 Matras
III.2 Springkas (Peti lompat)

PENDIDIKAN KESEHATAN
IV.1 Timbangan duduk
IV. 2 Ruang UKS
IV. 3 Kotak P3K, alat-alat P3K seperti :
- Ferban
- Plester obat
- Gunting
- Minyak urut
- Betadine
- Kapas
- Balsem

KEGIATAN PILIHAN

-

50
10
75

10
10

34
20
10
1

4
3
1
3



-
-
1
2

2
1

7
25
4
3
1

3
2
40
5


2
1




2
1
1

10
2
3
4
6
4
2

-

-
-
-

-
-

-
-
-
-

-
-
-
-



-
-
-
-

-
-

-
-
1
1
1

1
1
-
2


-
-




-
-
-

-
-
-
-
-
-
-

-

50
10
75

10
10

34
20
10
1

4
3
1
3



-
-
1
2

2
1

7
25
5
4
2

4
3
40
7


2
1




1
1
1

10
2
3
4
6
4
2



Dilapangan GOR

Terbuat dari papan/kayu




Terbuat dari bambu


Terbuat dari kayu

Tidak sesuai dengan standar internasional







Di lapangan GOR





Terbuat dari bola plastik
Sumber : Data hasil olahan Peneliti, 2010

4. Kontribusi Sarana dan Prasarana Penjas Orkes
a. Temuan Dan Penghambat
Untuk menunjang pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dan pembinaan prestasi olahraga lewat ekstrakurikuler maka SMPN 4 Kupang mengupayakan sesuai dengan kurikulum dalam pembelajaran serta kancah penelitian juga dalam ekstrakurikuler lewat olahraga merupakan suatu unsur penunjang yang dapat membantu peningkatan prestasi olahraga.
Dari hasil wawancara bersama ibu Dra. Siltje D. Ndolu, Spd (Kepala Sekolah) SMPN 4 Kupang dikemukakan bahwa : ” Selama ini kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani boleh dikatakan sesuai dengan tujuan kurikulum, begitupun juga pembinaan olahraga yang bertujuan meningkatkan prestasi yang tinggi sehingga pendidikan jasmani dan olahraga yang ada disekolah kami mendapat bantuan dari BP3 / Komite Sekolah, Pemerintah (DEPDIKNAS) sehingga semuanya terpenuhi. Sarana dan prasarana tersebut selalu diupayakan baik berdasarkan program sekolah maupun usaha dari guru bidang studi”.
Juga diperkuat oleh guru bidang studi Penjaskes (Sebabung, Spd) mengungkapkan bahwa : ” Selama ini kami mengajar mata pelajaran Penjas Orkes tidak mengalami hambatan karna SMPN 4 Kupang dalam hal ini kepala sekolah sangat memahami apa yang kami butuhkan. Bahkan kepala sekolah SMPN 4 Kupang berbicara mengenai Penjas Orkes beliau boleh dikatakan cukup memahami makna dan konsep Penjas Orkes ”.
Berkaitan dengan penjelasan diatas dan berdasarkan hasil obeservasi serta wawancara dapat diungkapkan bahwa :
 Fasilitas pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan masalah yang rumit. Dimana membuktikan sarana dalam hal ini lapangan bola basket, lapangan bola voly dan bak lompat jauh semuanya berada didalam lingkungan sekolah. Namun kondisi lapangan sangat dekat dengan ruang belajar, maupun kantor sehingga perlu kejelian guru penjaskes membelajarkan anak-anak agar tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran yang lain dan menghindari kerusakan ruangan kelas.
 Perencanaan yang dibuat dalam pengelolaan fasilitas dan sumber belajar dari hasil temuan berdasarkan dokumen sekolah ternyata perencanaan pembangunan gedung sekolah tidak mengikutsertakan fasilitas olah raga. Dimana yang sebenarnya merupakan lapangan upacara terpaksa dibangun lapangan olahraga karna tidak memiliki lapangan yang memadai.
 Guru pendidikan jasmani yang ada di SMPN 4 Kupang berjumlah 3 orang namun menjadi kendala apabila semuanya dalam membelajarkan dengan jumlah siswa yang banyak dan mengalami perebutan lapangan sehingga sangat mengganggu konsentrasi siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar.
Kondisi tersebut diatas merupakan suatu kendala dan kesulitan guru dihadapan dengan kreatifitas yang dalam hal banyak memerlukan lingkungan sekolah yang mendukung, dengan hal ini bagaimana guru memperoleh solusi dalam pembelajaran siswa sehingga disini betul-betul guru penjaskes mengantisipasi dengan memodifikasi tempat dan pelatihan.
Penghambat berikut yang dialami oleh SMPN 4 Kupang selain lapangan dan bangunan berdekatan dengan ruang belajar atau kelas sehingga mengganggu kegiatan proses belajar mengajar.
Juga dalam pembelajaran mata pelajaran atletik (lompat, lari, lempar lembing, lempar cakram), sepak bola tidak bisa dilaksanakan dilokasi sekolah terkecuali memodifikasi seperti teknik melempar dengan menggunakan bola kecil atau bermain sepak bola dengan menggunakan bola plastik dilapangan basket / voley.
Dari hasil wawancara dan observasi peneliti dikancah ternyata kegiatan atletik biasa digunakan di stadion Oepoi (GOR).

b. Faktor Pendukung Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh fakta bahwa fasilitas pengajaran penjas orkes yang dimiliki, cukup memadai namun lapangan yang ada tidak berimbang dengan alat-alat yang tersedia sesuai dengan kondisi sekolah.
Hal ini menyebabkan fasilitas olahraga yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal. Lebih lanjut jika diperhatikan lapangan yang digunakan untuk proses pembelajaran penjas orkes.
Dalam hal ini lapangan olahraga dipandang letaknya kurang strategis untuk digunakan. Mengingatr jumlah siswa yang besar, kondisi tersebut sangat dituntut guru penjaskes menyiasati pembelajaran untuk mencapai suatu keberhasilan.
Memperhatikan alat-alat pengajaran yang dimiliki SMPN 4 Kupang (sumber data sarana dan prasarana pengajaran penjas orkes dalam tabel 5). Dipandang sudah sesuai dengan kondisi pembelajaran penjas orkes dan sesuai dengan GBPP penjas orkes.
Sehubungan dengan keberadaan alat-alat tersebut berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan peneliti selama dikancah dapat diungkapkan salah satu contoh Guru Penjaskes ( Sebabung, Spd ) yang sementara membelajarkan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Pada tanggal 16 Juni 2010 teman guru (teman sejawat) mengamati menggunakan instrumen guru penjaskes sebagai berikut; dalam hal ini guru penjaskes menyajikan pokok-pokok bahasan permainan bola voley dengan sub pokok bahasan atas dan hasil bawah, selama pembelajaran berjalan guru penjaskes pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
 Kegiatan-kegiatan pendahuluan (pemanasan) yang disajikan tidak saja dalam bentuk Permainan Rekreasi (tepuk tangan) dilanjutkan dengan Kegiatan Streching (penguluran).
 Kegiatan inti
Setelah selesai pemanasan atau warning up guru pendidikan jasmani memberikan penjelasan temtang materi pembelajaran selama empat menit memasukan pembelajaran inti siswa disuruh berbaris empat bersaf.dan setiap baris dipisahkan berdasarkan kelompok sesuai dengan kondisi lapangan. Setelah itu guru menjelaskan pasing atau yang benar dengan posisi tangan, pandangan tubuh, lutut dan kaki serta koordinasi gerakan beberapa kali. Setelah itu diberikan latihan sesuai dengan petunjuk guru.
Mengingat bola volley yang ada berjumlah tujuh ( 7) sesuai data dan jumlah siswa 45 orang. Guru memodifikasi bola dengan menggunakan bola plastik yang dibawah oleh siswa.
Selain itu formasi yang berbentuk selalu bervariasi, ada yang berbentuk lingkaran, berhadapan satu persatu dan berhadapan segitiga.
Contoh gambaran formasi yang dilakukan.
Gambar. 1
Jenis-jenis formasi yang dilakukan siswa dan guru
selama praktek pasing atas dan bawah









Keterangan :
: Guru
X : Siswa
: Arah bola

Setelah dasar pasing atas dan bawah guru melanjutkan dengan menyuruh siswa mempraktekkan pasing atas dan bawah dalam permainan bola voley.
Dimana dalam permainan siswa dilarang untuk melakukan diluar pasing atas dan pasing bawah. Dalam hal ini tidak boleh melakukan smash dan net yang diikat rendah dengan tinggi ± 1 meter atau sesuai kondisi siswa.
Siswa yang tidak dapat kesempatan bermain disuruh tetap melakukan aktivitas pasing atas dan pasing bawah dengan tujuan agar siswa tetap aktif dalam proses pembelajaran.
 Penenangan
Penenangan yang dilakukan oleh guru penjaskes sambil mengabsen siswa dan sekaligus menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Hasil instrumen (terlampir) yang terisi terungkap sebagai berikut.


INSTRUMEN GURU PENJASKES
Petunjuk : Amatilah pertanyaan dibawah ini dan berilah jawaban dengan melingkar salah
satu sekor dalam rentang 1 – 5. arti sekor tersebut adalah :
5 : Sangat setuju 2 : Kurang setuju
4 : Setuju 1 : Tidak setuju
3 : Ragu-ragu
Tabel. 6
Instrumen Guru Penjaskes
A Pendekatan Modifikasi Sebagai Alternatif Skor
1.

2.

3.

4.
5. Pendekatan modifikasi dapat mengatasi masalah-masalah pembelajaran Penjas Orkes.
Pendekatan modifikasi merupakan Alternatif pelaksanaan pembelajaran penjas orkes
Tujuan pendekatan modifikasi agar guru pendidikan jasmani dapat mengarasi masalah-masalah kekurangan alat-alat pembelajaran
Pendekatan modifikasi sesuai dengan tingkat perkembangan anak
Pendekatan modifikasi lebih mudah penerapannya dari pada gaya mengajar tradisional
5 4 3 2 1

5 4 3 2 1

5 4 3 2 1
5 4 3 2 1
5 4 3 2 1
B Materi Belajar Modifikasi Dari Materi Kurikulum
1.
2.

3.

4.
5. Materi pembelajaran bersumber pada kurikulum KBK
Satuan pelajaran yang disusun oleh guru diambil dari materi Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang digunakan di sekolah.
Guru membuat satuan pelajaran memodifikasi tugas-tugas gerak sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Satuan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan siswa terutama pada kelas awal
Prinsip pembelajaran agar siswa lebih aktif gerak sesuai dengan inisiatifnya sendiri. 5 4 3 2 1

5 4 3 2 1

5 4 3 2 1
5 4 3 2 1
5 4 3 2 1
C. Penggunaan Fasilitas dan Alat
1.



2.

3. Penyederhanaan alat dikenal kepada guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Untuk mengantisipasi kekurangan fasilitas dan peralatan pengajaran penjas orkes di sekolah
Guru membuat alat-alat pembelajaran yang sederhana agar pembelajaran sebagaimana mestinya.
Guru mau berusaha mengatasi kekurangan alat-alat dengan orang tua murid


5 4 3 2 1

5 4 3 2 1
5 4 3 2 1


Tabel. 7
Instrumen Guru Penjas SMPN 4 Kupang
No Guru Penjaskes Hasil Keterangan
1.








2.








3. Subraja Alang, A. Md








Sebabung, Spd








Eryh Ley Lena, S. Pd a. Pendekatan modifikasi alternatif = 25 %
b. Materi belajar modifikasi dari materi kurikulum = 25 %
c. Penggunaan fasilitas = 15 %



a. Pendekatan modifikasi sebagai alternatif = 20 %
b. Materi belajar modifikasi dari materi kurikulum = 25 %
c. Penggunaan fasilitas = 15 %



a. Pendekatan modifikasi alternatif = 20 %
b. Materi belajar modifikasi dan materi kurikulum = 25 %
c. Penggunaan fasilitas = 15 %



Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Waktu yang digunakan siswa untuk belajar dan berlatih menunjukkan siswa sangat aktif melakukan gerakan.
 Waktu yang digunakan siswa untuk mendengarkan penjelasan atau informasi oleh guru cukup efektif karna guru tidak terlalu banyak bicara namun instruksi pada saat siswa melakukan latihan.
 Siswa melakukan aktivitas yang relevan dengan kegiatan pembelajaran sebebas mungkin, seperti melakukan kegiatan gerak dan guru selalu memperhatikan keseluruhan kegiatan atau latihan.
 Guru selalu menggunakan pendekatan modifikasi sebagai Alternatif.
 Ukuran lapangan : ukuran lapangan disesuaikan dengan lapangan sekolah. Dimana lapangan volley berhadapan dengan ruang kelas dengan harapan menghindari kerusakan.
 Waktu bermain : waktu bermain diatur sedemikian mungkin sehingga anak-anak atau siswa dapat bermain secara efektif.
 Peralatan yang digunakan guru selalu memodifikasinya berdasarkan kebutuhan siswa. Dimana bola plastik digunakan untuk bermain bola volley dan tongkat estafet disiapkan dari bambu dan kayu yang telah dicat berwarna– warni.
 Aturan bermain : aturan bermain dibuat agar menarik, dari yang mudah, sedang ke sukar. Tidak mengikuti aturan secara internasional dengan tujuan tidak terikat dalam bermain dan juga selalu membedakan antara pria dan wanita.
Namun modifikasi ini dilanjuti dengan kaidah permainan yang sesungguhnya, agar siswa tidak bergantung pada modifikasi.
Namun modifikasi tersebut untuk menyenangkan kecakapan jasmani dan penggayaan gerak, juga diharapkan anak lebih enjoy dan happy dalam bergerak. Selain itu partisipasi anak terhadap proses pembelajaran penjas orkes meningkat.
Disamping itu juga partisipasi anak meningkat, maka kekayaan gerak dan kesenangan jasmani anak juga meningkat.
Proses penjas orkes dapat berjalan dengan baik di SMPN 4 Kupang karna selalu mengacu pada rambu.

Gambar. 2
Kegiatan Yang Berdaur Berkelanjutan (Sumo Sassasmito, 1997)









c. Faktor – faktor pendukung dari masyarakat sekolah
Dari hasil observasi dan dukungan dokumen sekolah terungkap hubungan masyarakat sekolah dan instansi yang terkait banyak memberikan kontribusi terhadap SMPN 4 Kupang. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan dokumen sebagai berikut :
 Partisipasi sekolah dan orang tua murid terhadap kegiatan penjas orkes dalam bentuk ekstrakurikuler berjalan dengan baik selama ini. Kegiatan ekstrakurikuler meliputi cabang olahraga basket, volley, bola kaki, dan kegiatan kepramukaan yang melibatkan guru penjas.
 Kontribusi dari lingkungan sekitar sekolah ( kantor dinas kehutanan dan lain-lain ) berupa pengaduan kegiatan olah raga dalam rangka hari ulang tahun instansi tersebut yang mampu melibatkan SMPN 4 Kupang dan sekolah sekitarnya. Dari data dan dokumen yang ada membuktikan :
 SMPN 4 Kupang pernah menjuarai kejuaraan yang ada, baik Juara umum (Juara I yang berulangkali) bahkan Juara II dan III pun diperoleh
 Siswa SMPN 4 Kupang banyak memiliki bibit-bibit atlet cabang olahraga tertentu bahkan pernah mengikuti kejuaraan nasional dan internasional lewat olahraga Aravura Games (Australia – Indonesia ) di Ujung Pandang dan Australia.
 Sarana dan prasarana yang ada, di instansi terdekat biasa digunakan. Hal ini dapat dibuktikan seperti kegiatan sepak bola dan atletik kadangkala menggunakan lapangan Oepoi (GOR)

d. Umpan balik proses pembelajaran penjas orkes di SMPN 4 Kupang
Umpan balik tentang proses pembelajaran penjas orkes mempunyai tujuan antara lain :
 Untuk memperoleh informasi tentang proses dan hasil selalu disampaikan oleh guru dalam periode tertentu. Dari hasil penjelasan kepala sekolah diungkapkan : ” Informasi yang diberikan selama ini kami sebagai guru baik kepala sekolah, guru bidang studi yang diberikan seketika setelah tugas ajar selesai. Dan ada pula bentuk umpan balik lainnya yang disampaikan setelah selah beberapa waktu, misalnya dalam pertemuan berikutnya.
 Keterangan yang diungkapkan oleh guru penjas orkes, umpan balik disini adalah informasi itu dapat berupa hasil misalnya, siswa merasa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran penjas orkes ”.
 Hasil umpan balik tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memantapkan dan menstabilkan hasil belajar yang diberikan guru sehingga tujuan belajar (gerak) agar tercapai kebiasaan yang melekat dan bertahan lama setelah anak tidak berlatih lagi.
 Perlu pemahaman tentang konsep dasar penjas orkes yang diperoleh lewat pembelajaran sehingga tidak menganggap Penjas Orkes dan Olahraga dan Kesehatan memerlukan gerakan otot dan koordinasi seluruh anggota tubuh serta memerlukan koordinasi yang terkait dengan sistim syaraf. Juga ada unsur efektifitas dalam hal ini nilai-nilai sikap sosial.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yang dibagi atas kesimpulan tahap persiapan dan kesimpulan tahap pelaksanaan.
Kesimpulan tahap pelaksanaan meliputi : (1) kondisi kancah, (2) letak sekolah, (3) kondisi sarana prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, (4) kontribusi sarana dan prasarana pengajaran penjas orkes.
1. Tahap persiapan
a. Dalam mengurus izin penelitian, peneliti tidak menemukan suatu hambatan yang berarti, ini menunjukkan FKIP PGRI memberikan respon yang positip terhadap penelitian yang dilaksanakan.
b. Selama berada dikancah, dalam mengumpulkan data peneliti tidak mengalami kendala yang cukup berarti, Dimana kepala sekolah dan dewan guru memberi respon yang baik sehingga masalah yang dihadapi peneliti dapat diatasi secara kekeluargaan.
2. Tahap pelasanaan
Dalam tahap pelaksanaan peneliti menemukan beberapa hal yang ada pada kancah sebagai berikut.
a. Kondisi kancah
1) Kepala sekolah, pola kepemimpinan yang telah dijalankan beberapa kepala sekolah terdahulu sampai dengan masa kepemimpinan kepala sekolah sekarang ( Dra. Siltje D. Ndolu ) dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin dan sekaligus sebagai pengelola. Proses belajar mengajar boleh dikatakan memiliki sikap keibuan, dimana hubungan kerja yang intim, lingkungan kerja yang membangkitkan kegairahan bekerja seperti memperhatikan kebutuhan guru dalam proses belajar mengajar ( Memenuhi semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan ), selalu mengembangkan kemampuan bawahan dalam bentuk open manajemen dan memberi kesempatan kepada guru untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Baik tingkat S-1 maupun S-2 serta mengikuti penataran tingkat daerah dan nasional.
2) Pemahaman kepala sekolah terhadap kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sangat besar dan berbicara mengenai pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan banyak hal yang beliau ketahui sehingga kontribusi terhadap perkembangan pembelajaran penjas orkes sangat besar.
3) Guru, guru SMPN 4 Kupang merupakan guru yang berkelayakan mengajar pada jenjang / tingkat SLTP dimana guru yang berada dikancah memiliki SIM ( Surat Izin Mengajar ), Akta mengajar Empat, Jenjang S-1 untuk guru penjas masuk dalam kategori layak, seperti guru tetap ( Subraja Alang, Spd, Sebabung,Spd, Eryh Lelena,Spd).
Kerjasama antara kepala sekolah, guru, pegawai dan siswa, ketiga komponen yang berada di SMPN 4 Kupang menunjukkan kerjasama yang baik, sehingga proses kegiatan pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan, kenyataan ini dibuktikan lewat :
 Bakti sosial (mengunjungi panti asuhan )
 Kegiatan spiritual ( Natal bersama, halal bihalal, dan kegiatan keagamaan lainnya )
 Pertandingan antar kelas, baik olahraga maupun lomba keterampilan pengetahuan (ekstra kurikuler).
4) Siswa
Siswa-siswi SMPN 4 Kupang merupakan siswa-siswi yang berdomisili tidak jauh dari sekolah, bertempat tinggal di wilayah kota Kupang, siswa-siswi yang bersekolah di kancah adalah sebagian besar orang tua yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri 50 %, wiraswasta 45 % sedangkan sisanya 5 % adalah petani atau nelayan.
Kondisi tersebut dapat dikatakan sangat menunjang keberhasilan anak dalam menyelesaikan pendidikan.

b. Letak Sekolah
1) Pemukiman
Secara geografis kota Kupang terletak diantara 1007 sampai 10011 lintas selatan dan antara 123031’ sampai 123,38 bujur timur.Hal tersebut menunjukkan kota Kupang terletak di ujung barat pulau Timor.
Keadaan gergrafis tersebut sangat strategis dengan pusat pemerintahan. Dengan demikian perkembangan persekolahan yang ada dikota Kupang dari tahun ke tahun sangat meningkat sehingga SMPN 4 Kupang berada pada pusat pemerintahan kota madya atau dinas pendidikan kota dan kantor-kantor pemerintahan lainnya.

2) Transportasi
Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar salah satu penunjang baik dari guru, siswa, staf pegawai agar tepat pada waktunya dalam melaksanakan tugas sangat ditunjang dengan transportasi. Kenyataan yang ada guru-guru, siswa-siswi dan staf pegawai yang berdomisili jauh dari sekolah selalu menggunakan transportasi roda empat (bemo) dan menggunakan kendaraan pribadi (kendaraan roda empat, roda dua / sepeda motor ).
Kendaraan tersebut melewati lokasi kancah, sehingga kondisi kancah sangat menunjang kegiatan belajar mengajar.
3) Kondisi sarana prasarana penjas orkes
Sarana prasarana penjas orkes yang ada di SMPN 4 Kupang sangat berperan penting dan mendapat perhatian dari beberapa pihak antara lain :
 Pemerintah, sarana dan prasarana penjas orkes selama ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah. Dengan dibuktikan berupa uang dan alat.
 Kepala Sekolah, selalu mengupayakan dengan berbagai cara untuk memperoleh dana, pembelian dan pemeliharaan alat.
 Guru penjas orkes selalu berusaha untuk menambah alat yang kurang dengan menyediakan secara pribadi atau modifikasi alat.
 Siswa, siswa SMPN 4 Kupang dalam kegiatan belajar mengajar sangat mematuhi aturan sekolah dengan berpakaian seragam sekolah, pakaian olahraga, juga membantu membawa alat-alat olahraga untuk kegiatan pembelajaran penjas orkes seperti bola plastic, raket, bola basket, bola volley, bola pingpong, dan lain-lain sesuai kebutuhan.
 Sarana dan prasarana penjas orkes dari data table (tabel) membuktikan cukup memadai suatu kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga.
4) Kontribusi sarana dan prasarana penjas orkes
 Temuan
Guru-guru penjas dalam pembelajaran siswa telah memiliki konsep dasar penjas sehingga dalam pembelajaran siswa selalu mengacu kepada rambu-rambu sebagai berikut:
 Menguasai kurikulum
 Menguasai materi
 Membuat rencana pengajaran (RP)
 Membuat satuan pengajaran (SP)
 Pelaksanaan penjas orkes berdasarkan hasil survey menunjukkan guru penjas orkes dikancah implikasinya berpatokan pada :
 Tujuan, dirumuskan dalam istilah realisasi kompetensi gerak dan identitas pribadi (siswa)
 Isi, yang dijabarkan atau membelajarkan dan konsep gerak.
 Metodologi, yang diajarkan berorientasi pada individualitas dan diskoveri tertentu.
 Evaluasi, orientasi pada proses untuk mencapai hasil.
 Orientasi guru dalam pembelajaran anak tertuju pada pembelajaran humanistik namun tidak lepas dari kaidah behaviora (dipaksa)
 Partisipasi guru penjas orkes dikancah sangat berperan dalam menumpang kegiatan ekstrakurikuler dan membantu kegiatan keolahragaan diluar sekolah.
 Masyarakat, masyarakat sekolah sangat memberi perhatian terhadap perkembangan sekolah. Dalam hal ini menunjang proses belajar mengajar penjas orkes dan membantu dalam bentuk sumbangan berupa uang (BP3 / Komite Sekolah) dalam pembelian alat-alat olahraga.
 Hambatan
Hambatan-hambatan yang ada dikancah bukan merupakan kendala yang berarti, dimana hambatan tersebut hanya merupakan hambatan kecil antara lain :
 Letak lapangan olahraga berdekatan dengan ruang belajar mengajar
 Letak lapangan bola volley bergabung dengan lapangan bola basket, juga bak batu lompat berdekatan dengan lapangan tolak peluru
 Penggunaan lapangan sepak bola dan atletik tempat proses kegiatan diluar sekolah
 Materi pilihan seperti sepak takraw, bulu tangkis, dan lain-lain belum dapat berjalan.
 Faktor pendukung dan umpan balik
Keberhasilan penjas orkes sangat ditunjang oleh komponen-komponen sekolah (guru,siswa dan pegawai) juga masyarakat sekolah. Selain itu pendukung diluar sekolah adalah masyarakat.
Kondisi tersebut sangat menunjang kompetensi pengajaran di kancah. Sehingga merupakan jantung keberhasilan pembelajaran penjas orkes.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka ada beberapa hal yang perlu disarankan berkaitan dengan proses pembelajaran siswa SMPN 4 Kupang yaitu :
a. Dengan adanya perubahan kurikulum 1994 mata pelajaran pendidikan olahraga menjadi penjaskes, maka konsep dan tujuan pembelajaran perlu mendapat perhatian yangbermutu agar penjas orkes berlanjut ke tingkat olahraga sehingga mencapai manusia Indonesia seutuhnya.
b. Meningkatkan pembelajaran siswa menekankan pada pendekatan humanistic maka guru harus memodifikasi materi yang diajarkan sesuai dengan konsep penjas orkes agar interaksi antara guru dan murid berjalan dengan baik.
c. Sarana dan prasarana yang ada perlu mendapat tambahan dalam bentuk :
1) Dana
2) Penyimpanan sesuai dengan tempatnya
3) Modifikasi alat dari bahan-bahan yang murah
d. Komite sekolah (BP3) tetap memberikan perhatian bagi perkembangan penjas orkes dalam bentuk modifikasi terhadap anak didik.
e. Kegiatan intrakurikuler perlu dilanjuti secara intensif menuju kegiatan ekstrakurikuler
f. Untuk kegiatan pembelajaran atletik, permainan sepak bola atau olahraga lainnya perlu diatur waktunya sebaik mungkin sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar (PBM).
g. Pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan kota dan instansi terkait perlu memberi sumbangan berupa alat-alat olahraga.
h. Agar hasil yang diperoleh melalui penelitian ini dapat bermanfaat bernilai ganda maka perlu dilakukan penelitian yang dapat mengikutsertakan guru-guru penjas, dosen, mahasiswa yang lebih luas lagi mengetahui betapa peran pentingnya sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar mengajar disekolah.



DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Arman dan Mandji Agus, 1994. Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Amtiran.M.T. 2000, Menyusun Rencana Penelitian, PT. Gravindo Persada, Jakarta.
Arikunto S. 1996. Prosedur Penelitian, PT. Rineka Jakarta. 1989. Pengelolaan Materiil, Penerbit Prima Karya Jakarta
Syarifudin, 1997. Pokok-Pokok Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Surgo Subroto B, 1994, Dasar-dasar Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Sudjana Nana dan Wureg Laksamana, 1991, Menyusun Karya Tulis Ilmiah, Penerbit Sinar Baru Bandung
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei.
Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Jakarta.
Ratal W, 1984, Supervisi Pendidikan Olahraga, UI Pers Jakarta.
Purwa Darminta, 1998, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Depdikbud Jakarta
Mauricio Clerici, 1977/1988, International Olimpic Commite Olimpic Solidarity (Fasilitas Olahraga,Masalah-masalah Perencanaan Olimpic Solidarity / IOC)
Narbuko Cholid dan Achmadi Abu, 1999, Metodologi Penelitian Penerbit PT Bumi Aksara Jakarta.
H.J.S. Husdarta dan Abdul Gafur, 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Alfabeta, Bandung.


LAMPIRAN

Gambar 1. Wawancara dengan Kepala Sekolah


Gambar 2. Wawancara dengan Guru Penjas Orkes

Gambar 3. Wawancara dengan siswa

Gambar 4. Papan Nama SMPN 4 Kupang
ABSTRAK

BONEFASIUS B. BOLI, TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ORKES DI SMP NEGERI 4 KUPANG, DIBAWAH BIMBINGAN Drs. LAMBERTUS A. TUKAN, MM, SELAKU PEMBIMBING I DAN AYUB FUFU, Spd SELAKU PEMBIMBING II

Sarana prasarana dalam pembelajaran penjas orkes dimaksudkan untuk mengetahui pemakaian sarana prasarana yang memungkinkan siswa sesuai dengan kebutuhan dan pembelajaran.
Untuk mengetahui bagaimana mengupayakan usaha yang dilakukan dalam pembelajaran penjas orkes siswa dengan sarana dan prasarana yang ada.
Sarana prasarana yang digunakan menyimpulkan mengenai aktifitas siswa dalam pembelajaran penjas orkes. Ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas siswa dan sarana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemakaian sarana prasarana dan pemahaman guru terhadap modifikasi sarana prasarana dan usaha guru dalam pembelajaran siswa sarana prasarana sesuai ketentuan.
Manfaat penelitian ini adalah bagi penulis, penelitian mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi bagi SMP Negeri 4 Kupang sebagai bahan koreksi untuk pembenahan sarana prasarana pembelajaran penjas orkes kedepan, dan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang ingin mengadakan penelitian lanjutan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, metode kuesioner, dokumentasi dan teknik analisis data adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif naturalistik yakni menjelaskan data-data yang diperoleh dari SMP Negeri 4 Kupang.
Analisis data menunjukkan bahwa hasil penelitian ini adalah peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa guru penjas orkes SMP Negeri 4 Kupang memiliki suatu kebijakan untuk mempertahankan proses pembelajaran penjas orkes dalam bentuk memodifikasi alat untuk melengkapi sarana prasarana sesuai dengan ketentuan.

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN SARANA
DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ORKES
DI SMP NEGERI 4 KUPANG

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana







OLEH
BONEFASIUS B. BOLI
NIM : 06 10223647

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI
KUPANG
2010
LEMBARAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan II untuk dipertanggung jawabkan di depan Dewan penguji pada Hari / Tanggal: ………………/ ……………

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II


Drs. Lambertus A. Tukan, MM Ayub Fufu, S. Pd


Mengetahui
Ketua Program Studi PJKR
Universitas PGRI NTT


Drs Oktovianus Fufu, M.pd.







PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk yang tercinta :
1. Almamater tercinta Universitas PGRI Kupang
2. Ayahanda Gabriel M, dan Ibunda Theresia B. Doni. Serta kakak / adik yang tercinta (Kakak Kasmirus N. Lelu, Kris, Mery, Rina )
3. Untuk kakak / adik dan sahabat yakni ( agnes, Martin, Ati, Yohana, Yanus, Yopi, Yanto, Martin, Fely, Marlin, Maryo, Miki Helan dan Stefen Helan).

Terima kasih sebagai tanda balas jasa terhadap pengorbanan dan perhatian selama ini demi kebahagiannku.














KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kupanjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karma atas kasih dan perlindungannya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Bantuan dari berbagai pihak yang iklas baik pikiran maupun materi sangatlah membantu penulis sejak perkuliahan maupun dalam proses penyelesaiaan karya tulis ini.
1. Bapak Drs. Oktovianus Fufu, M.pd sebagai ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah membimbing, menasihati dan memberikan petunjuk selama penulis di bangku kuliah.
2. Bapak Drs. Oktovianus Fufu, M.pd, sebagai Dosen Wali yang telah memberikan perhatian, bimbingan nasehat selama penulis di bangku kuliah.
3. Bapak Drs. Lambertus A. Tukan, Mm sebagai dosen Pembimbing I dan Bapak Ayub Fufu, Spd sebagai Pembimbing II yang telah tabah penuh perhatian membimbing dan memberikan petunjuk sejak awal penelitian.
4. Bapak Camat Oebobo yang mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 4 Kupang
5. Bapak Lurah Airnona yang mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMPN 4 Kupang.
6. Ibu Kepala Sekolah SMPN 4 Kupang yang mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMPN 4 Kupang
7. Bapak / Mama dan saudara / saudari kandung yang telah memberikan dukungan dalam doa demi keberhasilan penulis
8. Rekan dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan moril maupun material sehingga penyelesaian penulisan skripsi ini, untuk itu usul, saran dan kritik dari berbagai pihak akan diterima oleh penulis dengan lapang dada demi perbaikan dan penyempurnaan penulisan ini.






Kupang, Juli 2010


Penulis




RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis
Nama lengkap : Bonefasius B. Boli
Nama panggilan : Bone Hellan
Tempat Tanggal Lahir : Adonara, 03 Februari 1986
Agama : Katolik
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jln. Rambutan No. 15
Suku bangsa : Indonesia
Hoby : Olahraga
Nama Ayah : Gabriel M
Nama Ibu : Theresia B. Doni
Anak ke : ke 6 dari 6 bersaudara

B. Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Tahun Masuk Tahun Tamat Tempat Keterangan
1.
2.
3.
4. SDK Leter
SMP Lembah Seburi
SMUN I Adonara Barat
UNIVERSITAS PGRI 1994
2000
2003
2006 2000
2003
2006
- Adonara, Flotim
Adonara, Flotim
Adonara, Flotim
Kupang Berijazah
Berijazah
Berijazah
Belum berijazah





.















DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL i
LEMBARAN PERSETUJUAN ii
LEMBARAN PENGESAHAN iii
MOTTO iv
KATA PENGANTAR v
PERSEMBAHAN vii
RIWAYAT HIDUP viii
ABSTRAK ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Rumusan Masalah 5
D. Tujuan dan Kegunaan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 7
B. Sarana dan Prasarana Pembelajaran 8
C. Pembelajaran Penjas Orkes 12
BAB III METODE PENELITIAN 14
A. Tempat dan Waktu Penelitian 14
B. Peran Peneliti dan Informan Penelitian 14
C. Jenis Data 15
D. Teknik Pengumpulan Data 15
E. Teknik Analisisi Data 16
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN 18
A. Tahap Persiapan 18
B. Tahap Pelaksanaan 19
BAB V PENUTUP 46
A. Kesimpulan 46
B. Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 54
LAMPIRAN












DAFTAR TABEL

Hal
Tabel. 1 Data Kepala Sekolah 20
Tabel. 2 Data Daftar Nama-Nama Guru Tahun 2010 20
Tabel. 3 Data Guru-Guru Penjas Orkes 26
Tabel 4. Rekapitulasi Murid SMP N 4 Kupang 28
Tabel. 5 Kondisi Sarana Prasarana Penjas Orkes 32
Tabel. 6. Instrumen Guru Penjas 40
Tabel. 7 Instrumen Guru Penjas SMP N 4 Kupang 41

1 komentar: